BOGOR (Arrahmah.com) – Teks berita.Salah satu tokoh Komite Umat untuk Tolikara (KOMAT) KH. Didin Hafidhuddin mengungkapkan bahwa keberadaan muslim di Papua semakin hari semakin bertambah. Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illa Allah, Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah.
“Ternyata umat Islam di Papua itu banyak jumlahnya, sampai 40 persen. Dan menurut dai asal Papua, Ustaz Fadlan Garamatan, disana itu hampir setiap hari ada yang masuk Islam,” kata Kyai Didin saat pengajian shubuh di Masjid Al Hijri Air Mancur Bogor, Ahad (2/8/2015), dikutip dari Suaraislam.com.
Menurutnya, dengan keadaan itu membuat para misionaris merasa iri, “Mereka itu bahkan sudah membuat lapangan terbang sekitar 240 buah di Papua. Ajaran Kristen sendiri sudah lama disebarkan di Papua. Tapi bedanya dengan Islam, Islam itu merubah prilaku sedang agama lain tidak. Begitu masuk Islam itu ada perubahan, mereka jadi memakai baju, menutup aurat. Itu konsekuensi dari ibadah, ketika masuk Islam harus seperti itu,” ungkap Kiai Didin.
Kiai yakin, dengan perkembangan dakwah di Papua umat Islam akan semakin banyak kedepannya. “Kita yakin insyaallah umat Islam di papua akan jaya,” harapnya.
Terkait tragedi penyerangan jamaah shalat Idul Fitri dan pembakaran masjid di Tolikara, menurut Dekan Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor itu ada grand design untuk kepentingan tertentu di Papua. “Pulau yang paling kaya di dunia itu Irian (Papua) dan disana itu setiap tahun minimal dua kali terjadi konflik. Kita berharap tragedi di Tolikara ini menjadi yang terakhir,” tandasnya. (azm/arrahmah.com)