CAROLINA (Arrahmah.com) – Gaya eksekusi pembunuhan brutal terhadap tiga warga Muslim Amerika di lingkungan yang tenang di North Carolina telah memicu reaksi kemarahan di media sosial, dimana banyak orang membandingkan liputan media tentang insiden mengerikan itu dengan serangan Charlie Hebdo.
“Jika mereka (korban) adalah Kristen kulit putih, media akan gencar memberitakannya. RIP #ChapelHillShooting,” Ben Norton menulis di twitter pada Rabu (11/2/2015) pagi, sebagaimana dilansir onislam.net.
“Berharap para pemimpin dunia sedang dalam penerbangan ke North Carolina untuk berpawai demi kebebasan dan demokrasi menyikapi serangan teroris di sana,” tulis Louise Ann Davies di akun Twitternya.
“Saya ingin melihat ada protes, saya ingin melihat ada liputan berita, saya ingin melihat ada pawai, saya ingin melihat ada kemarahan yang sama dengan yang diungkapkan di Perancis. #ChapelHillShooting, ” Tweet Adham Kassem.
Deah Shaddy Barakat, (23), istrinya Yusor Muhammad Abu-Salha, (21), dan adiknya Razan Muhammad Abu-Salha, (19), ditemukan tewas di sebuah kompleks kondominium di luar kampus.
Pria bersenjata, yang diidentifikasi oleh Independent bernama Craig Stephen Hicks, (46), dilaporkan menyerahkan diri ke polisi.
Beberapa jam yang cukup lama setelah pembunuhan sadis tersebut, tidak ada laporan tentang kejadian itu yang dibuat untuk media utama.
“#ChapelHillShooting berlangsung selama lebih dari 9 jam yang lalu. Masih tidak ada liputan dariCNN, FoxNews, MSNBC dan media utama,” Tweet Khaled Bey.
“3 Mahasiswa Muslim ini ditembak mati di #ChapelHillShooting hari ini, tapi Media AS tidak memberitakan tentang mereka sama sekali sampai sekarang!,” tulis Farhan Khan Virk.
Ketidakadilan ini nampak dari laporan media yang menyebut pelaku pembunuhan brutal tersebut sebagai “tersangka penyerangan” dan bukan “teroris” seperti yang mereka lakukan ketika penyerangnya adalah seorang Muslim.
Pengguna Twitter mulai menggunakan hashtag “#MuslimLivesMatter,” mengomentari bagaimana media mainstream mengabaikan berita tentang pembunuhan sadis yang tidak menjadi berita utama nasional.
Karikatur terkenal Carlos Latuff juga menulis di Twitternya, “Sekarang bayangkan jika Craig Hicks adalah Muslim dan telah menembak mati tiga pemuda Kristen/Yahudi … #ChapelHillShooting”.
“Black Lives Matter…Muslim Lives Matter…Fox News Live Don’t Matter!,” tambah Carlos Latuff.
Lebih dari 300.000 tweet yang beredar untuk menyatakan protes atas lambannya media-media arus utama dalam mengabarkan pembunuhan terhadap Muslim.
“Tiga mahasiswa muda ditembak dan terbunuh akan segera menjadi liputan media nasional tapi jika ditambahkan “Muslim” maka diabaikan.” (@tessyomessy)
Protes semakin menjadi setelah akun Twitter CNN International @cnni menuliskan: “3 mahasiswa Muslim tewas ditembak di Chapel Hill, NC. Apakah pembunuhan ini karena keimanan mereka?” CNN sendiri membutuhkan waktu lebih dari 10 jam untuk kemudian merilis berita pembunuhan di Chapel Hill.
Tweet CNN itu menuai kemarahan pengguna Twitter. “Apakah kamu bercanda @cnni? Bisakah kamu lebih jelas lagi menunjukkan kedengkian kamu?? Memalukan!” tulis @SalimPatel92.
(ameera/arrahmah.com)