MAJALENGKA (Arrahmah.id) – Kebakaran lahan kerap terjadi di Kabupaten Majalengka selama musim kemarau tahun ini. Masyarakat pun diminta untuk tidak membersihkan lahan dengan cara dibakar.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Rezza Permana, menjelaskan, selama musim kemarau tahun ini, tercatat sudah 15 kali terjadi kebakaran lahan.
Adapun penyebabnya, akibat pembersihan lahan yang dilakukan oknum warga dengan cara dibakar. Hal itulah yang akhirnya memicu terjadinya kebakaran. Pasalnya, kondisi cuaca yang kering dan panas, ditambah angin kencang, membuat api cepat membesar dan merembet ke lahan lainnya.
“Padahal kami sudah mengimbau, polres dan kodim juga sudah mengimbau, jangan membersihkan lahan dengan dibakar,” tegas Rezza, Ahad (20/8/2023), lansir Republika.
Rezza menyebutkan, kejadian kebakaran lahan terakhir terjadi pada Sabtu (19/8). Peristiwa itu terjadi di Desa Baribis, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.
Rezza menjelaskan, pihaknya mendapatkan laporan mengenai terjadinya kebakaran tersebut pukul 11.00 WIB. Upaya pemadaman pun dilakukan oleh petugas gabungan.
Keringnya lahan ditambah cuaca panas dan angin yang bertiup kencang membuat upaya pemadaman menjadi terkendala. Api akhirnya bisa padam sekitar pukul 16.30 WIB.
Rezza menerangkan, kebakaran itu disebabkan oleh pembersihan lahan oleh warga yang dilakukan dengan cara dibakar. Adapun luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 9,54 hektare.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka juga telah memperingatkan masyarakat untuk tidak membakar sembarangan. Apalagi, suhu udara saat ini semakin meningkat dengan kelembaban yang rendah.
Plt Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, Agustus merupakan puncak musim kemarau di sebagian besar daerah di Wilayah Ciayumajakuning.
“Suhu maksimum pada Agustus ini di Wilayah Ciayumajakuning mencapai 34 – 36 Celcius,” ujar pria yang akrab disapa Faiz itu.
Sedangkan kelembaban udara di Wilayah Ciayumajakuning saat ini mencapai 40 persen. Kondisi itulah yang menyebabkan udara juga terasa kering. (haninmazaya/arrahmah.id)