GAZA (Arrahmah.com) – Meskipun kamp itu adalah rumah bagi sekitar 50.000 pengungsi Palestina, kamp pengungsi Al-Maghazi di pusat Jalur Gaza tidak memiliki sekolah menengah umum untuk anak laki-laki, seperti dilansir Ma’an News pada Rabu (27/3/2013).
Masalah dan kesulitan dalam sistem sekolah umum di wilayah pesisir ini tidaklah biasa, bagaimanapun, di kamp al-Maghazi situasinya jauh lebih rumit lagi.
Untuk anak-anak perempuan, ada satu sekolah menengah umum yang beroperasi dengan shift untuk mengatasi sejumlah besar siswa perempuan.
Sejak kamp pengungsi tersebut didirikan, bagaimanapun, siswa laki-laki telah dipaksa untuk melakukan perjalanan ke Deir al-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat setiap hari untuk mendapatkan pendidikan sekolah menengah.
Muaz Ismail, siswa kelas sepuluh dari al-Maghazi, bersekolah di sekolah menengah Al-Manfaluoti di Deir al-Balah. Karena keluarganya tidak mampu untuk membiayai transportasinya, Ismail pun berjalan ke dan dari sekolah, dengan waktu sekitar setengah jam setiap perjalanannya.
Mustafa al-Layy mungkin lebih beruntung dibandingkan dengan teman-temannya karena keluarganya mampu untuk mengalokasikan sekitar 70 shekel ($ 20) setiap bulan untuk membiayai transportasinya ke sekolah.
Diminta untuk mengomentari situasi ini, direktur proyek dari Departemen Pendidikan Hamas, Basim Sharab, mengatakan membangun sebuah sekolah menengah untuk anak laki-laki di al-Maghazi adalah salah salah satu prioritas utamanya. (banan/arrahmah.com)