BANDUNG (Arrahmah.com) – Di Jawa Barat, aliran sesat yang muncul ibarat tren. Ketika muncul satu aliran, maka aliran lain yang hampir serupa juga bermunculan.
“Misalnya ketika muncul ada nabi palsu, ketika baru diselesaikan satu, muncul lagi di tempat lain,” jelas Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Achyar, Sabtu (23/1/2016), lansir Okezone.
Selain itu, ada juga aliran yang sebelumnya sudah dinyatakan sesat dan dilarang. Tapi aliran itu kemudian terlahir kembali dengan nama baru dan merekrut banyak anggota.
Jika dibanding daerah lain, aliran sesat yang berkembang jauh lebih banyak. “Ini yang menarik untuk diteliti, kenapa kok di Jawa Barat ini begitu marak. Di provinsi lain tidak sebanyak ini,” tutur Rafani.
MUI Jawa Barat sendiri mencatat aliran kepercayaan diduga sesat di Jawa Barat yang jumlahnya mencapai 144 jenis. Salah satu di antaranya adalah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
“Kita pernah menghitung, di Jawa Barat ini ada sampai 144 aliran atau kelompok,” kata Rafani Achyar.
Tapi diakuinya, mayoritas aliran sesat tersebut sudah tidak aktif secara organisasi atau kelompok.
“Sekarang yang masih aktif paling hanya belasan, sudah tidak sebanyak dulu,” ungkapnya.
Sementara untuk aliran yang kelompoknya sudah tidak beraktivitas, dia menyebut penganutnya belum tentu sadar. Diduga masih banyak yang meyakini kepercayaan menyimpang tersebut. Meski begitu, yang bersangkutan menjalankan kepercayaannya sendiri dan tidak menyebarkannya pada orang lain. (azm/arrahmah.com)