SURABAYA (Arrahmah.com) – Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA. pada pengajian rutin bertema “Fakta dan Data Syi’ah Di Indonesia” di Masjid Mujahidin Perak Barat Surabaya, Ahad (15/6/2014), membeberkan sejumlah data pengikut Syiah di Indonesia. Ada 300 ribuan pengikut Syiah dengan hitungan maksimal, tergabung dalam 2 ormas IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia) dipimpin Jalalluddin Rahmat dan ABI (Ahlul Bait Indonesia) dipimpin Hasan Daliel dengan 300 an yayasan ratusan lembaga pendidikan tersebar se Indonesia.
Dia menyindir aparat berwenang yang membiarkan Syiah menghina Islam.
“Kalau saja ada orang menghina Pancasila, misalnya dia mengatakan Pancasila itu 11 sila, kira-kira orang itu ditangkap nggak sama polisi?. Pastilah ditangkap, dipenjara. Kenapa polisi tidak menangkap orang Syi’ah yang telah merusak Islam, merubah rukun Islam menjadi 11 seperti yang ada dalam buku yang berjudul 40 Masalah Syiah terbitan IJABI itu,” papar Ustadz Farid.
Ustadz Farid juga mengungkapkan bahwa semua Syiah di Indonesia berpusat dan digerakkan oleh ICC (Islamic Culture Center) Jakarta dibawah kendali negara Iran melalui kedutaannya di Jakarta.
“Kalau Umat Islam mau menghentikan laju Syiah, maka seharusnya kita sama-sama bergerak untuk menutup kedutaan Iran di Indonesia,” ujar inisiator MIUMI ini.
Selanjutnya Direktur Islamic Center Bekasi ini mengatakan, mengkaji Syiah tidak boleh main-main, harus serius. Meski sebenarnya Syiah itu lemah seperti kelelawar yang keluar di saat gelap malam saja. “Ketika Umat Islam tidur, lalai, tenggelam dengan rutinitas kurang perhatian dengan kehidupan umat, disaat itulah Syi’ah bergerak untuk mengajarkan kesesatannya ke masyarakat. Dan kelelawar itu sebenarnya kekuatannya lemah, kena lampu senter saja mereka sudah kabur,” kata Ustadz Farid.
“Hebatnya Syiah bukan karena hebat ajarannya, atau kesungguhan mereka yang luar biasa, tetapi karena teledornya kita, karena lalainya kita. Maka dari itu umat Islam terutama para pemuda harus tampil membela kebenaran Islam, Qul jaa’alhaqqu wazahaqal baathil innal baathila kaana zahuuqa – katakan (Hai Muhammad), telah datang kebenaran dan sirnalah kebathilan karena sesungguhnya kebathilan pasti musnah. Karena mereka ini seperti api dalam sekam, mereka mendidik kader terus menerus, sementara kita cuma ceramah, bedah buku setelah itu pulang dan wassalam, lupa,” sambungnya.
Syiah menghembuskan cap Wahabi kepada umat Islam yang rajin mendakwahkan dan menolak kesesatan Syiah. “Biasanya orang yang menentang kesesatan Syiah, mereka langsung dituduh Wahabi, jadi istilah Wahabi ini sengaja dihembuskan Syi’ah sebagai perlawanan terhadap umat Islam yang menentangnya, serta dipakai untuk mengadu domba sesama umat Islam ahlussunnah,” ujar Ustadz Farid..
Menghadapi Syi’ah, nasehat Ustadz Farid, tidak cukup pengajian saja, “Saya berharap Masjid Mujahidin ini sebagai Pusat Penangkalan Syiah se- Jawa Timur, kita kawal Pergub Jatim tentang Pelarangan Syiah dan Fatwa Sesat Syiah MUI Jatim, karena itu kita butuh langkah-langkah besar, jaringan, kader, program, media dan sebagainya.”
Dihadapan seribuan jamaah, Ustadz farid mengatakan sebenarnya Syi’ah ini rapuh, “Kita belum menemukan ulama besar Sunni yang masuk ke Syi’ah. Justru yang kita temukan sejak jaman dulu ulama-ulama besar Syi’ah yang masuk Sunni seperti Imam Sufyan Tsauri, seorang ulama tabiut tabi’in.” (azm/arrahmah.com)