JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengasuh Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Abdullah Gymnastiar, yang kerap disapa Aa Gym, saat menjadi bintang tamu di acara Indonesia Lawyer Club (ILC ) dengan tema ‘Setelah 411’ yang disiarkan TV One, Rabu (9/11/2016) malam, menceritakan perjalanan aksi 4 damai November yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang.
“Banyak yang aneh, Pak, ini bagaimana mengumpulkan orang yang sebanyak ini. Saya kira tidak ada partai manapun yang sanggup, Pak, tidak ada tokoh manapun,” tutur Aa Gym.
“Jadi kalau ada yang nanya apa yang menggerakkan orang, saya juga mikir kenapa saya juga ikut bergerak?” imbuhnya.
“Ternyata saya periksa ke hati ini, oh ini.. bergerak, ngongkos sendiri, semua ini masalah hati, Pak.”
“Jadi ada rasa di sini [di hati], yang mungkin tidak bisa dijelaskan, dan orang yang tidak merasakannya tidak akan mengerti,” kata Aa Gym.
Terkait kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan gubernur nonaktif Jakarta, Basuki T Purnama alias Ahok, Aa Gym menjelaskan dengan membuat ilustrasi sederhana.
“Umpamanya ada guru, ulama, yang mengatakan, ‘ibu-ibu, jangan makan babi, karena bagi ummat Islam, babi itu tidak boleh dimakan, dalilnya surat al-Ma’idah ayat 3, gitu ya, bu?’ Nah, terus ada, misalkan pedagang babi atau siapa saja yang membeli babi mengatakan, ‘ibu-ibu jangan mau dibohongi pakai al-Maidah ayat 3’, jadi heran kita ini, ini apa? Ini siapa? Kenapa ngomong-ngomong pake al-Maidah?”
“Mungkin itu yang saya rasakan,” ungkapnya.
Aa Gym juga menegaskan bahwa ucapan Ahok yang disebutkan seperti ilustrasi di atas adalah tidak baik dan melampui batas, serta berpotensi masalah.
Pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid itu juga mengatakan bahwa penanganan kasus ini telat. Dia menilai bahwa kasus ini penting dan besar, sensitif, dan respon aparat kepolisian lambat.
Dia juga menyayangkan sikap Presidien Jokowi yang tidak mengeluarkan statement apapun tentang kasus ini.
Selanjutnya, Aa Gym menceritakan pengalamannya saat ikut serta dalam aksi damai 4 November.
“Menarik sekali,” ungkapnya. “Pada waktu mau berangkat, sekejap sesudah diumumkan, kita hanya seribu, Pak, kalau gak ditahan bisa 10 ribu yang mau berangkat,” lanjutnya.
“Untung mengumpulkan uang gampang sekali. Ayo siapa yang mau nyumpang, itu duit dari mana-mana. Surplus sekarang dananya.”
Dia juga menceritakan seorang tukang ojek yang menyumbang sepuluh ribu, dan tukang ojek itu berkata “semoga saya dicatat sebagai orang yang peduli terhadap urusan ini”.
Dia juga mengisahkan bagaimana peserta aksi membantu sepasang pengantin yang melangsungkan pernikahan di Katerdral. Saat itu peserta aksi membersihkan di sekitar Katedral.
“Indah banget itu demo, Pak, baru liat orang sebanyak ini. Indah pokoknya. Saya hanya merasakan itu waktu haji, tapi sekarang ada di Indonesia. Bangga sebagai ummat Islam, melihat sebanyak ini. Tidak ada wajah-wajah jahat saya lihat,” ungkapnya.
Aa Gym kemudian menegaskan bahwa ummat Islam hanya minta keadilan yang merupakan cita-cita bersama rakyat Indonesia.
“Mereka yang terluka hatinya, tapi tidak membalas dengan merusak, dan melakukan sesuatu yang tidak pernah terjadi seperti ini di Indonesia dengan begitu indahnya. Tidak ada yang terancam, tidak ada yang dirugikan, sampai rumput sekalipun hati hati agar tidak terinjak, dan yang mereka minta juga bukan negara, bukan harta, hanya minta yang dicita-citakan bersama, minta adil, itu saja. Bukankah itu yang kita rindukan?” tandas Aa Gym.
ameera/arrahmah.com)