Sebuah perusahaan penerbitan di Denmark menarik sebuah buku dari pasaran setelah diprotes oleh para pemuka Muslim di negeri Skandinavia itu.
Buku tersebut berjudul “Os og Kristendom” (Kita dan Lima Ajaran Kristen ) yang diterbitkan oleh penerbit Malling Beck Co. Para pemimpin Muslim di Denmark menilai isi buku itu menyinggung umat Islam dan mereka melayangkan protes sampai Malling Beck Co memutuskan menarik buku tersebut dari pasar.
Awalnya, Direktur Malling Beck, L:ars Tindholtdt membela pengarang buku “Os Og Kristendom.” Namun ia mempertimbangkan kembali posisinya setelah surat kabar Politiken membuat laporan tentang buku tersebut pada Senin (20/11).
Buku itu terdaftar sebagai buku pegangan mata pelajaran agama Kristen bagi siswa sekolah kelas tiga sampai kelas sembilan. Dalam bab “terorisme” buku itu mengait-ngaitkannya dengan Islam.
Halaman-halaman awal dalam bab “terorisme” sengaja mengingatkan siswa pada peristiwa terbunuhnya puluhan siswa di sekolah di Beslan, Rusia ketika kelompok bersenjata di Chechnya mengepung sekolah itu. Buku tersebut intinyamengindetikkan Islam dengan terorisme. Dalam menjelaskan serangan 11 September misalnya, buku itu sengaja mengaitkannya dengan tokoh al-Qaidah, Usamah bin Ladin.
Surat kabar Politiken menulis, hal pertama yang dipelajari siswa sekolah dari buku itu tidak lain adalah gambaran umat Islam dan Islam yang menimbulkan kepanikan dan ketakutan.
“Buku itu menyampaikan pesan bahwa umat Islam adalah penyebab utama munculnya terorisme di dunia ini,” tulis Politiken.
Setelah melancarkan protes pemuka Muslim di Denmark menyambut positif keputusan penerbit menarik buku tersebut dari pasaran.
“Ini merupakan keputusan yang sangat positif, tapi kami masih syok bagaimana bisa buku semacam itu menjadi buku yang masuk dalam kurikulum sekolah,” demikian bunyi pernyataan organisasi Muslim in Dialog.
Untuk mereka juga akan meminta pertemuan dengan Menteri Pendidikan Denmark untuk mendapatkan penjelasan.
“Saya benar-benar kaget ketika tahu tentang buku itu. Buku semacam itu seharusnya tidak boleh masuk dalam kurukulum sekolah di Denmark,” kata Imam Abdul Wahid Pedersen pada situs Islamonline.
Qassem Said, bagian hubungan media Waqaf Skandinavia mengatakan bahwa buku itu sangat berbahaya. “Para siswa sudah dicuci otaknya dari usia dini yang masih sangat rentan,” ujarnya.
Terbitnya buku yang menghebohkan warga Muslim itu, adalah peristiwa pelecehan terhadap umat Islam dan Islam yang kesekian kalinya terjadi di Denmark, setelah kasus kartun Nabi Muhammad beberapa waktu lalu. (ln/iol/eramuslim)