XINJIANG (Arrahmah.om) – Pejabat pemerintah daerah di Xinjiang mengatakan bahwa selama bulan Ramadhan, bisnis makanan dan minuman tidak boleh tutup.
“Selama bulan Ramadhan, binis makanan dan minuman tidak boleh tutup,” kata sebuah pemberitahuan yang diposting Kamis lalu di website resmi kota Korla di Xinjiang pusat, sebagaimana dilansir World Bulletin, Selasa (7/6/2016).
Seorang pejabat Uighur di kota Tiekeqi yang bernama Ahmatjan Tohti mengatakan dalam sebuah pertemuan yang digelar pada Senin pekan lalu bahwa pejabat harus dengan tegas mencegah anggota partai, PNS, mahasiswa dan anak-anak memasuki masjid untuk kegiatan keagamaan selama satu bulan, menurut sebuah laporan terpisah yang diposting di website tersebut.
Sebuah website yang dikelola oleh biro pendidikan kabupaten Shuimogou di Urumqi memposting pemberitahuan pada Senin pekan lalu yang menyerukan “pelarangan siswa dan guru dari semua sekolah untuk memasuki masjid untuk kegiatan keagamaan” selama bulan Ramadhan.
Di bagian tara kota Altay, pejabat setuju untuk meningkatkan kontak dengan para orang tua untuk mencegah anak-anaknya berpuasa selama bulan Ramadhan, menurut sebuah laporan yang diposting pada Jum’at di situs China Ethnicities Religion yang dikelola negara.
Website pemerintah Wilayah Otonom Qapqal Xibe di barat laut Xinjiang mengatakan pada Senin (6/6) bahwa restoran di daerah itu akan diperintahkan untuk tetap buka selama bulan Ramadhan untuk memastikan massa yang lebih luas memiliki akses yang normal terhadap makanan.
Dilxat Raxit dari Kongres Uighur Dunia, sebuah kelompok pengasingan, mengutuk pelarangan tersebut dalam email-nya pada Senin (6/6). Dia juga menambahkan: “Cina berpikir bahwa keyakinan Islam orang Uighur mengancam supremasi kepemimpinan Beijing.”
Cina dengan ketat mengontrol kelompok-kelompok agama meskipun sering menyatakan bahwa warganya memiliki kebebasan beragama.
(ameera/arrahmah.com)