AKYAB (Arrahmah.com) – Nasionalis Buddhis laksanakan reli massa di ibukota Akyab pada Ahad (14/6/2015). Mereka memrotes penyelamatan para pengungsi oleh Pemerintah Myanmar, sebagaimana dilansir Burma Times, Senin (15/6).
Bulan lalu, pasca tekanan internasional kian kuat, Angkatan Laut menerima 2 kapal untuk berlabuh selama seminggu.
Namun, karena tidak setuju, maka para Buddhis menyebarkan flyer yang berisi seruan pengusiran pengungsi Bangladesh dan Muslim Rohingya yang dilabeli sebagai “kalar” (orang hitam, red.).
Latarbelakang protes
Setelah penyelamatan kapal pertama, Pemerintah mengusir 150 Muslim Rohingya. Mengetahui hanya pengungsi Bangladesh yang diselamatkan, PBB menegur Pemerintah Myanmar.
Kasus itu mempermalukan Myanmar dan kemudian perilaku rasial terhadap Muslim Rohingya itu terungkap. Kemudia Reuters mengonfirmasikan bahwa lebih banyak Muslim Rohingya yang ditelantarkan Pemerintah itu. Bahkan, Pemerintah Bangladesh sendiri mengiyakan bahwa warga negara yang diusir dari Myanmar adalah etnis Rohingya.
Dengan demikian, saat kapal kedua ditepikan, Pemerintah Myanmar lebih berjaga-jaga dan tidak ingin melakukan kesalahan yang sama. Terlebih tingkahnya yang meniadakan identitas kewarganegaraan Muslim Rohingya mencoreng “rapor negara demokrasi” yang baru diraihnya.
Hal inilah yang akhirnya menyulut kekesalan nasiobalis Buddhis terkait perlakuan pemerintahnya terhadap Muslimin Rohingya yang mendadak “lembek”. Mereka bahkan memaki-maki para pengungsi yang diselamatkan itu dengan sebutan “bengalis” dan berakhir protes keras.
Hingga berita ini diturunkan, usulan para pemrotes yang menuntut semua pengungsi dideportasi ke Bangladesh tidak digubris Pemerintah Myanmar yang berada di bawah nayang-bayang PBB. (adibahasan/arrahmah.com)