DENPASAR (Arrahmah.com) – Dalam kurun waktu hanya empat bulan, dua orang anggota polisi Bali tewas dibunuh turis asing.
Adalah Aipda Wayan Sudarsa mati usai dianiaya oleh pasangan turis warga negara Australia dan Inggeris di sekitar Pantai Legian, sebelah utara Kuta, Bali, Rabu (17/8/ 2016) dini hari.
Tiga bulan sebelumnya, nasib serupa menimpa Brigadir AA Putu Sudiarta. Anggota Polsek Kuta Utara itu tewas saat mencoba melumpuhkan Amokrane Sabet, pria bertubuh besar asal Prancis yang kerap bikin onar.
Wayan Sudarsa ditemukan tewas dengan sejumlah luka, di sekitar pantai Kuta dekat Hotel Pullman pada 17 Agustus 2016 dini hari. Polisi menetapkan dua turis asing menjadi tersangka pembunuhan ini.
Keduanya David James Taylor asal Inggris dan Sara Connor warga negara Australia. Dua WNA ini ditangkap dua hari setelah kejadian, saat meminta perlindungan kepada Konsulat Australia di Denpasar.
David dan Sara merupakan pasangan kekasih. David berada di Bali sejak 29 Juli sedangkan Sara baru mendarat di Pulau Dewata pada 16 Agustus. Liburan keduanya malah berujung di balik jeruji besi.
Motif pembunuhan ini karena Sara kehilangan tas dan menyakini Aipda Wayan Sudarsa yang kala itu berada di sekitar pantai, mengetahui keberadaan tasnya. Tuduhan itu berakhir pada penganiayaan yang menyebabkan Aipda Wayan Sudarsa tewas.
Kasus pembunuhan Wayan Sudarsa masih ditangani Polresta Denpasar. Sudah hampir seminggu ditahan, pasangan kekasih ini belum bertemu, karena polisi memisah sel keduanya karena alasan penyidikan.
Sementara Putu Sudiarta tewas setelah terlibat dalam pergumulan dengan bula asal Prancis, Amokrane Sabet pada 2 Mei di Jalan Pantai Berawa, Desa Canggu, Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Awalnya sejumlah personel kepolisian diturunkan untuk menangkap Amokrane karena kerap bikin onar. Selain itu, masa izin tinggal Amokrane di Indonesia juga sudah habis sejak September 2015 lalu.
Rupanya, bule pemilik badan kekar ini melawan. Dia lantas terlibat pergumulan dengan Brigadir AA Putu Sudiarta dan delapan kali menusuk tubuh polisi dengan belati yang dibawanya. Aa Putu tewas saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Sementara Amokrane juga roboh diterjang timah panas aparat. Polisi lainnya di lokasi semula memberondong dia dengan peluru karet. Tapi Amokrane tetap melawan hingga dilumpuhkan pakai peluru tajam.
Namun dari hasil autopsi tim medis, Amokrane meninggal bukan karena tembakan melainkan luka sayat di leher. Kuat dugaan, saat pergumulan Brigadir AA Putu Sudiarta berhasil melawan dengan menyanyat leher Amokrane.
(azm/dbs/arrahmah.com)