WASHINGTON DC (Arrahmah.com) – Tahun 2015 menjadi tahun paling mematikan bagi Muslim di AS, dan tercatat ada 63 kasus penistaan terhadap Masjid. Ini adalah angka tertinggi, sebelumnya pada 2010 ada 53 kasus penistaan terhadap Masjid. 17 serangan di tahun 2015 terjadi hanya dalam satu bulan pada November, angka tersebut merupakan tiga kali lipat dibandingkan kasus penistaan Masjid tahun lalu.
Semenjak Donald Trump mengusulkan pelarangan Muslim memasuki AS (7/12/2015), terjadi gelombang serangan anti-Muslim di AS. Beberapa pelaku telah dituntut berdasarkan undang-undang kejahatan rasial, namun beberapa belum dinyatakan bersalah karena semua insiden tersebut baru terjadi sepekan terakhir. Sementara itu, tidak semua korban adalah Muslim, karena para pelaku salah persepsi dengan mengira korban yang mereka incar adalah Muslim.
Berikut adalah sederet aksi kekerasan yang terhadap Muslim dan ‘diduga’ Muslim yang dilansir US Uncut (12/12/2015):
7 Desember 2015
North Palm Beach, Florida: Joshua Killest (27) ditangkap setelah menghancurkan jendela dan mengobrak-abrik furnitur Islamic Center di Palm Beach. Killets sebelumnya telah memposting konten Islamofobia di profil Facebooknya-nya. Killets bahkan berbohong tentang tindakannya kepada orang yang melaporkan kejadian tersebut kepada polisi setempat.
Saint Louis, Missouri: Seorang pria yang diidentifikasi sebagai “mantan Marinir” dilaporkan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), telah mengancam akan memenggal kepala setiap Muslim yang datang ke rumahnya.
Manhattan, New York: Robert Murino (26) dari Brooklyn ditangkap seletah menyerang karyawan restoran Midtown dan menuduh mereka mendukung ISIS dengan kata-kata kasar Islamofobia. Murino meninju seorang karyawan yang berusaha untuk campur tangan. Setelah ia dkeluarkan dari restoran, pelaku kemudian kembali dan melemparkan kursi melalusi sebuah partisi kaca. Kini ia didakwa dengan kejahatan rasial.
Washington, DC: Andre Carson, salah satu anggota kongres yang merupakan Muslim menerima ancaman kematian. Carson mengatakan ancaman ini merupakan dampak dari hasutan Donald Trump.
Philadelphia, Pennsylvania: Sebuah truck pickup merah melemparkan kepala babi di depan pintu depan Masjid Al-Aqsa pada Senin dini hari.
Twin Falls, Idaho: Islamic Center Twin Falls dirusak dan dicoret-coret dengan tulisan “HUNT CAMP?” pada Senin. Orang yang melaporkan vandalisme ke polisi mengatakan bahwa kata “Hunt Camp” itu mengacu pada sebuah kamp pengasingan di Idaho untuk Jepang-Amerika selama Perang Dunia II, yang biasa disebut sebagai Hunt Camp. Dalam hal ini, pelaku menyerukan Muslim Amerika untuk ditahan di kamp-kamp yang sama.
8 Desember
Jersey City, New Jersey: Sebuah masjdi di Jersey City menerima surat ancaman anonim yang mengatakan untuk “kembali ke padang pasir”. Surat tersebut juga menyebutkan klaim Donald Trump bahwa umat Islam di Jersey City merayakan serangan 9/11.
Grand Forks, North Dakota: Matthew William Gust (25) membakar restoran yang pemiliknya berkewarganegaraan Somalia dengan koktail molotov. Restoran megalami kerugian $90.000 atas insiden tersebut. Gust telah didakwa dengan kejahatan kelas B untuk pembakaran dengan hukuman maksimum 10 tahun penjara.
State College, Pennysilvania: Nicholas Tavella (19) seorang siswa Penn State menarik leher seorang siswa India yang sedang menyeberang jalan dan mengatakan, “Jangan membuat saya menempatkan peluru di dada Anda.” Tavella mengaku kepada polisi, telah melakukan penyerangan karena menduga siswa tersebut berasal dari Timur Tengah.
Queens, New York: Sarker Haque, pemilik Food Mart Fatima di Queens, diseroang oleh Piro Kolvani (55), yang mengatakan “Aku membunuh Muslim” dalam serangan itu. Kolvani telah didakwa dengan kejahatan rasial.
9 Desember
Buena Park, California: Sebuah kuil Sikh yang berjarak 50 mil dari San Benardino dirusak pada Rabu. Sikh sering dianggap sebagai Muslim karena penampilan dan pakaian mereka.
Seattle, Washington: Seorang supir diserang pada Rabu malam oleh tiga penumpang karena mengira dirinya adalah teroris.
Seattle, Washington: Hamza Warsame, seorang remaja 16 tahun kelahiran Somalia, meninggal setelah dipukuli dan dilempar dari jendela lantai enam di lingkungan Capitol Hill Seattle. Keluarga Hamza mengatakan penyerang berasal dari Seattle Central College, dimana Hamza pergi ke sekolah.
Plano, Texas: Sebuah keluarga Muslim mendapati kaca jendela rumah mereka hancur dua kali setelah diserang oleh orang tak dikenal. Mereka baru menempati rumah tersebut selama kurang dari satu bulan, dan mereka percaya serangan tersebut karena agama mereka.
Sacramento, California: Pada 10 Desember penyelidikan kejahatan kebencian dibuka terhadap Denise Slader, seorang karyawan California Department of Corrections. Slader tertangkap di video menyerang dan menyiram secangkir kopi panas kepada dua pria Muslim yang sedang sholat di taman.
Santa Clara, California: Dewan Hubungan Amerika-Islam menerima teror berupa paket bubuk putih mencurigakan. Di dalam paket itu uga terdapat surat yang bertuliskan “Matilah dengan kematian yang menyakitkan, Muslim”. Surat yang sama juga dikirim ke kantor CAIR di Washington DC.
Tampa, Florida: Dua Muslimah berhijab diserang pada dua tempat yang berbeda di Tampa. Seorang Muslimah ditembak saat ia meninggalkan sebuah masjid di Tampa. Sementara seorang lainnya melaporkan bahwa dirinya dilempari batu oleh seorang pengendara dari jendela mobil dan meneriakinya.
11 Desember
Phoenix, Arizona: Jendela Islamic Community Center of Phoenix dihancurkan oleh orang tak dikenal, dan bangunannya diobrak-abrik pada Jumat. Imam masjid, Usama Sharmi, mengatakan kepada ABC 15, itu membuatnya sedih, karena ia hampir 20 tahun menjadi penduduk Phoenix, dan menganggap itu adalah rumahnya. Ia juga memiliki banyak dukungan dari masyarakat, namun penyerangan yang dilakukan oleh satu orang telah merusaknya.
Coachella, California: Pada Jumat sore, sebuah Masjid di Coachella, California, tidak jauh dari San Bernardino, dibom ketika jamaah berada di dalam. Dilaporkan tidak ada korban luka, namun FBI dan ATF tengah menyelidiki kasus tersebut.
(fath/arrahmah.com)