LIBYA (Arrahmah.com) – Dewan Syura Revolusioner Benghazi telah menyatakan bertanggungjawab atas serangkaian serangan bom syahid di dan sekitar kota Benghazi pada Kamis (2/10/2014) yang menargetkan pasukan boneka yang loyal kepada mantan jenderal Libya Khalifa Haftar.
Serangan itu menewaskan puluhan tentara boneka Libya di Bandara Internasional Benina dan empat lainnya dalam serangan terpisah di sebuah pos pemeriksaan di Qubah, timur Benghazi.
Al-Arabiya melaporkan bahwa “dua mobil bermuatan bahan peledak menargetkan pos pemeriksaan militer di dekat Bandar Udara Internasional Benina di Benghazi.” Menurut Al-Jazeera, para pejuang berusaha untuk mendapatkan “senjata berat” gudang bandara. Al-Jazeera juga mengklaim bahwa ada sampai “empat serangan bunuh diri terpisah menargetkan pangkalan udara Benina.” Setelah bom-bom istisyadiyah tersebut dilancarkan, pertempuran sengit terjadi di dekat bandara, dengan serangan udara pemerintah.
Serangan ini terjadi beberapa jam setelah Dewan Revolusioner Benghazi menolak rencana pemerintah untuk pembicaraan damai guna mengakhiri kekerasan di Libya. MEMO melaporkan bahwa Dewan Syura tersebut mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, “Inisiatif itu diadakan di Ghadames [sebuah kota di barat Libya], yang menyerukan dialog politik, tidak didasarkan atas fondasi yang sah. Sebaliknya, itu adalah upaya yang lemah untuk meyakinkan orang-orang untuk menyerahkan hak-hak mereka dan untuk memungkinkan tiran kembali berkuasa dengan kedok rekonsiliasi nasional. “
Serangan baru oleh Dewan Syura Revolusioner Benghazi ini adalah yang terbaru dalam operasi selama berbulan-bulan oleh pasukan Islam untuk mengendalikan Benghazi.
Dewan Syura Revolusioner Benghazi adalah payung di mana Anshar Al-Syariah, kelompok Al-Qaeda yang terlibat dalam serangan “teror” tahun 2012 di Benghazi, dan kelompok-kelompok lainnya bersekutu melawan penguasa tiran. Aliansi itu telah berjuang melawan pasukan yang loyal kepada Haftar, yang awal tahun ini meluncurkan serangan Dignity Operation untuk mengalahkan pasukan jihad di Benghazi.
Pada bulan Juli, aliansi ini mampu menyalip pasukan khusus Libya yang berbasis di Benghazi. Pada akun Twitter resmi mereka (sekarang ditangguhkan), Anshar Al-Syariah memposting sebuah video pemimpin mereka di Benghazi, Mohammad Ali Al-Zahawi, membahas kemenangan kelompoknya. Kelompok ini juga memposting foto-foto senjata rampasan perang , serta adegan-adegan dari serangan mereka di pangkalan musuh.
Bandara adalah salah satu dari beberapa pangkalan yang tersisa yang dikendalikan oleh pemerintah di Benghazi. Anshar Al-Syariah telah mengkonsolidasikan kekuasaannya di wilayah yang ditaklukkan dan telah mengesahkan syariah, atau hukum Islam, di daerah yang mereka kendalikan.
(banan/arrahmah.com)