KABUL (Arrahmah.com) – Sebuah dewan perdamaian yang ditunjuk oleh Presiden boneka Afghanistan telah berkonfrontasi dengan Amerika dengan menuntut pembebasan seorang mantan petinggi Taliban dari Guantanamo untuk mempercepat pembicaraan damai.
Permintaan untuk melepaskan Khairkhwa Khairullah telah muncul sebagai rekomendasi formal pertama dari Dewan Tinggi Perdamaian.
Khairkhwa adalah menteri dalam negeri juga pernah menjadi gubernur salah satu provinsi terbesar Afghanistan saat Taliban berkuasa.
Seorang jaksa Amerika menuduh bahwa dia adalah salah seorang komandan militer, berideologi garis keras dan memiliki hubungan dekat dengan Syaikh Usamah bin Ladin.
Namun, dewan telah memutuskan bahwa pembebasan tokoh kunci dan tahanan lainnya akan menjadi isyarat membangun kepercayaan yang diperlukan untuk membujuk Mujahidin Afghanistan untuk melakukan pembicaraan.
Mullah Arsala Rahmani, ketua komite tahanan politik mengatakan kepada The Daily Telegraph bahwa tahanan akan memainkan peran dalam pembicaraan.
Mullah Rahmani, seorang mantan menteri Taliban, mengatakan delegasi telah mengirim permintaan tertulis kepada AS bulan lalu.
Rekomendasi juga diberikan kepada Hamid Karzai.
Mullah Rahmani melanjutkan, Khairkhwa adalah orang penting bagi Taliban dan pembebasannya akan menunjukkan bahwa Amerika serius tentang negosiasi. “Dia adalah orang yang baik dan sangat dihormati kalangan Taliban,” ujarnya.
Washington mengatakan menyambut “inisiatif Afghanistan khususnya upaya dewan tinggi perdamaian”.
Tapi juga sebelumnya menolak untuk memasukkan tahanan Guantanamo dalam setiap pembicaraan tentang negosiasi. Kedutaan Amerika di Kabul dan militer AS menolak memberikan komentar.
Imarah Islam Afghanistan sebelumnya telah mempublikasikan secara terbuka bahwa mereka menolak pembicaraan apapun dengan pemerintahan boneka sampai semua pasukan asing ditarik dari Afghanistan. Pernyataan ini telah berulangkali dirilis oleh IIA. (haninmazaya/arrahmah.com)