KAIRO (Arrahmah.com) – Pemberitaan sebagian media massa Mesir dan Timur Tengah yang melaporkan kematian mantan diktator Mesir, Husni Laa Mubarak, pada Selasa sore (19/6/2012) sempat menimbulkan perdebatan di Mesir. Dewan Militer Mesir dan keluarga dekat Laa Mubarak membantah kebenaran berita tersebut.
Anggota Dewan Militer Mesir, Mamduh Shahin, kepada stasiun TV CNN menyatakan bahwa Husni Laa Mubarak berada dalam kondisi sangat kritis. Namun ia membantah jika Laa Mubarak meninggal di atas ranjang karena stroke dan gagal jantung pada Selasa sore. Bantahan serupa disampaikan oleh anggota Dewan Militer Mesir, Muhsin Al-Panjari.
Kesimpang siuaran mengenai kebenaran berita kematian Husni Laa Mubarak sempat mencuat di Mesir dan Timur Tengah. Salah seorang anggota Dewan Militer Mesir, Mahmud Zahir, menegaskan kebenaran berita itu kepada stasiun TV Al-Jazera. Sejumlah media di Timur Tengah seperti koran Ash-Sharq Al-Ausath Mesir, stasiun TV Urubat Mesir, dan stasiun TV 10 Israel ikut menegaskan kebenaran berita itu.
Pernyataan Mahmud Zahir kemudian dibantah oleh sesama anggota Dewan Militer Mesir, Mamduh Shahin dan Muhsin Al-Panjari. Sejumlah media massa seperti stasiun TV Al-Hayat Mesir dan Koran Al-Wathan Mesir kemudian memberitakan bantahan tersebut.
Meski membantah berita kematian Laa Mubarak, Dewan Militer Mesir dan koran Al-Wathan membenarkan bahwa kondisi kesehatan mantan diktator Mesir itu sangat kritis. Ia diberitakan mengalami gagal jantung yang ketiga sehingga jantungnya harus dipacu dengan ‘sengatan listrik’.
Istri mantan dikatator itu, Suzan Tsabit diberitakan menyertai suaminya di ruang perawatan intensif. Namun kedua anak laki-lakinya yang dipenjara atas kejahatan penyalah gunaan keuangan Negara tidak diizinkan menyertai bapaknya di rumah sakit militer Al-Ma’adi. Pihak rumah sakit sendiri mengerahkan tim medis terbaik untuk melakukan perawatan intensif dengan peralatan medis paling mutakhir.
(muhib almajdi/arrahmah.com)