SURIAH (Arrahmah.com) – Pada Jum’at (3/7/2015) koresponden media Adurar Asy-Syaamiyah melaporkan bahwa anggota kelompok “Daulah Islamiyah”, atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, meledakkan diri pada saat maghrib di Masjid Jami’ Salim yang dikelola oleh Mujahidin Jabhah Nushrah di kota Ariha, Provinsi Idlib.
Koresponden itu juga mengatakan bahwa pengeboman tersebut menargetkan peserta buka puasa bersama yang dihadiri sejumlah pemimpin Mujahidin Jabhah Nushrah di kota Idlib. Ia menegaskan bahwa operasi pengeboman ISIS kali ini bertujuan untuk mencederai Amir dari kota Idlib yang dibebaskan koalisi Mujahidin Jaisyul Fath beberapa waktu lalu.
Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi telah semakin membabi buta dalam membunuhi kaum Muslimin dan dalam serangan mereka di Suriah. Laporan yang berkembang di lapangan menyebutkan bahwa terdapat sekitar 40 orang yang menjemput syahid, in syaa Allah, dan banyak korban luka akibat serangan tersebut.
Serangan ISIS kini telah menyasar ke arah kaum Muslimin, bahkan secara terang-terangan menargetkan mereka yang tengah menjadi peserta kegiatan buka puasa bersama yang diselenggarakan oleh unit Dakwah wal Irsyad Jabhah Nushrah di Masjid Jami’ Salim. Namun anehnya, serangan yang dilakukan sedemikian brutal tersebut justru diklaim mulia dan berpahala oleh kelompok penumpah darah kaum Muslimin itu.
“Ayahku sedang berada di masjid itu (saat terjadi ledakan), Alhamdulillah, Allah masih menyelamatkannya,” ungkap salah seorang saksi mata, Muhammad Faizu yang juga merupakan salah seorang peserta buka puasa bersama di Masjid Salim, sebagaimana dilansir Muqawamah Media,
Muhammad Faizu juga mengatakan bahwa Masjid Jami’ (Salim) dikelola oleh Jabhah Nusrah, dan termasuk masjid terbaik di kota itu, selalu dipenuhi jamaah saat shalat Tarawih. Banyak kegiatan pengajian dan pemutaran film-film tentang sirah Nabi ﷺ dan aktivitas masjid tersebut pada bulan Ramadhan benar-benar hidup, setiap hari diselenggarakan acara buka bersama di sana.
Ketika menuturkan detik-detik tragedi pengeboman di Masjid Salim itu, Muhammad Faizu mengatakan, “Hari itu ada undangan makan besar untuk masyarakat kota Ariha, setelah adzan berkumandang (dan berbuka), panitia meminta hadirin naik ke lantai atas untuk melaksanakan shalat maghrib dan pada saat yang sama, para petugas panitia Jabhah Nushrah menyiapkan hidangan makan malam di lantai bawah.
Setelah takbiratul ihram, tiba-tiba si pengebom bunuh diri masuk dan berteriak, ‘Kami datang wahai orang-orang murtad di tempat makan ini’ (sambil meledakkan bomnya). Sebagian besar dari para syuhada adalah panitia buka puasa dari Jabhah Nushrah, sedangkan korban luka-luka dari masyarakat dan anak anak.”
Berikut foto-foto tragedi peledakan Masjid Salim tersebut:
(aliakram/arrahmah.com)