WASHINGTON (Arrahmah.com) – Washington menyatakan diri bahwa pihaknya sedang tidak melakukan “kontak langsung” dengan Taliban sebagai bagian dari upaya untuk mengintegrasikan kembali pejuang anti-pemerintah, sebagaimana yang diungkapkan oleh utusan AS untuk Afghanistan.
Richard Holbrooke, kembali membuat drama kebohongan saat berbicara di Jerman pada hari Minggu (7/2), seolah-olah menolak klaim media (yang diisukannya sendiri) yang menyatakan Amerika terlibat dalam pembicaraan rahasia yang diselenggarakan setelah konferensi di London bulan Januari di Afghanistan.
“Pers, setelah (konferensi) London, telah menjadi terobsesi dengan gagasan bahwa ada pembicaraan rahasia yang terjadi dengan Taliban,” bualnya.
“Jadi, saya ingin menyatakan dengan sangat jelas bahwa bangsa kami tidak terlibat dalam kontak langsung dengan Taliban,” lanjut Holbrooke pada konferensi keamanan internasional di Munich.
Washington dan sekutu-sekutunya di London setuju untuk mendukung upaya oleh presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk membujuk para mujahidin yang tidak ideologis dan tidak memiliki komitmen terhadap Taliban atau al-Qaidah untuk meletakkan senjata mereka dengan imbalan keuangan dan pekerjaan.
Program Integrasi
Holbrooke mengatakan bahwa program ini akan berjalan “secara paralel” dengan upaya-upaya militer, yang diawali dengan penyebaran hampir 40.000 lebih pasukan internasional untuk bergabung dengan 110.000 pasukan yang sudah ada di Afghanistan, serta terlibat dalam pelatihan pasukan keamanan Afghanistan.
“Sebagian besar orang yang berperang bersama Taliban tidak memiliki komitmen ideologis baik kepada al-Qaidah atau Mullah Omar, dan itulah yang akan dirangkul dalam program integrasi ini,” katanya.
“Isu utamanya adalah bahwa siapa pun ingin mendamaikan, mengintegrasikan kembali atau memutuskan ikatan apapun yang terkait dengan al-Qaidah. Bagi sebagian besar orang-orang berperang bersama Taliban, hal itu merupakan keputusan yang mudah. Tapi bagi yang sudah memegang tampuk kepemimpinan, itu mungkin akan sulit.”
Sebelumnya pada hari Minggu, Imarah Islam Afghanistan menolak mentah-mentah upaya Karzai untuk merangkul kelompoknya, dan menyebut rekonsiliasi ini sebagai suatu hal yang berisi kesia-siaan dan sangat konyol.
Dalam pernyataannya, Imarah Afghanistan mengatakan ketentuan yang telah ditetapkan untuk rekonsiliasi justru lebih memicu peningkatan perang daripada mengakhirinya.
Laporan yang diterbitkan pasca perundingan di London itu juga menyangkal klaim Kai Eide, wakil khusus PBB untuk Afghanistan, yang telah bertemu dengan tokoh-tokoh Taliban pada 8 Januari atas permintaan mereka.
Karzai, yang juga berada di Munich, mengatakan rakyat Afghan yang tidak memiliki “pelawanan ideologis” pada pemerintah Afghanistan telah ‘berpisah’ dari Taliban karena kurangnya prospek dan akan “kembali ke normal” jika diberikan “insentif”.
Awal pekan ini, Karzai pergi ke Arab Saudi untuk melakukan pembicaraan dengan Raja Abdullah mengenai strategi reintegrasi tersebut.
Arab Saudi telah mengatakan bahwa Taliban harus menyangkal perlindungan kepada Usamah bin Ladin, pemimpin al-Qaidah, sebelum pihaknya bertindak sebagai mediator. (althaf/alj/arrahmah.com)