DERNA (Arrahmah.id) – Tim penyelamat telah menemukan lebih dari 2.000 mayat pada Rabu (13/9/2023) di reruntuhan sebuah kota di Libya di mana air banjir merusak bendungan dan menghanyutkan lingkungan sekitar. Para pejabat khawatir jumlah korban tewas bisa melebihi 5.000 orang di negara yang rentan akibat kekacauan dan pengabaian selama bertahun-tahun itu.
Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir mematikan di banyak kota di bagian timur, namun yang paling parah terkena dampaknya adalah Derna. Saat badai menghantam pantai pada Ahad malam (10/9), warga Derna mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika bendungan di luar kota runtuh. Air banjir menghanyutkan Wadi Derna, sungai yang mengalir dari pegunungan melewati kota dan menuju laut.
Lebih dari 2.000 jenazah dikumpulkan pada Rabu pagi (13/9) dan lebih dari setengahnya telah dikuburkan di kuburan massal di Derna, kata Menteri Kesehatan Libya Timur, Othman Abduljaleel. Tim penyelamat bekerja siang dan malam untuk menemukan banyak jenazah lain yang berserakan di jalan-jalan dan di bawah reruntuhan kota. Beberapa jena
Kehancuran yang mengejutkan tidak hanya menunjukkan intensitas badai, tetapi juga kerentanan Libya. Negara ini terpecah oleh pemerintahan yang bersaing, satu di timur zah diambil dari laut., yang lain di barat, dan akibatnya adalah pengabaian infrastruktur di banyak wilayah.
Banjir merusak atau menghancurkan banyak akses jalan menuju Derna, sehingga menghambat kedatangan tim penyelamat internasional dan bantuan kemanusiaan kepada puluhan ribu orang yang rumahnya hancur atau rusak.
Petugas tanggap darurat setempat, termasuk tentara, pegawai pemerintah, relawan dan warga terus menggali puing-puing untuk mencari korban tewas. Mereka juga menggunakan perahu karet dan helikopter untuk mengambil jenazah dari perairan dan daerah yang tidak dapat diakses.
Buldoser bekerja selama dua hari terakhir untuk memperbaiki dan membersihkan jalan guna memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan peralatan berat yang sangat dibutuhkan untuk operasi pencarian dan penyelamatan. Kota ini terletak 250 kilometer (150 mil) sebelah timur Benghazi, tempat bantuan internasional mulai berdatangan pada Selasa (12/9).
Mohammed Abu-Lamousha, juru bicara kementerian dalam negeri Libya timur, pada Selasa (12/9) menyebutkan jumlah korban tewas di Derna lebih dari 5.300, menurut kantor berita yang dikelola pemerintah. Sejumlah lainnya dilaporkan tewas di kota-kota lain di Libya timur, katanya.
Pihak berwenang telah memindahkan ratusan jenazah ke kamar mayat di kota-kota terdekat. Di kota Tobruk, 169 kilometer (105 mil) sebelah timur Derna, kamar mayat Pusat Medis Tobruk menerima lebih dari 300 jenazah orang yang tewas dalam banjir Derna; di antara mereka ada 84 warga Mesir, menurut daftar korban tewas yang diperoleh The Associated Press.
Setidaknya 10.000 orang masih hilang di kota itu, menurut Tamer Ramadan, utusan Libya untuk Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Terkenal dengan rumah bercat putih dan kebun palemnya, Derna terletak sekitar 900 kilometer (560 mil) di sebelah timur ibu kota Tripoli. Kota ini dikendalikan oleh kekuatan komandan militer Khalifa Haftar, yang bersekutu dengan pemerintah Libya timur. Pemerintah saingan di Libya barat, yang berbasis di Tripoli, bersekutu dengan kelompok bersenjata lainnya.
Sebagian besar Derna dibangun oleh Italia ketika Libya berada di bawah pendudukan Italia pada paruh pertama abad ke-20. Kota ini pernah menjadi pusat kelompok perlawanan pada tahun-tahun kekacauan setelah pemberontakan yang didukung NATO yang menggulingkan dan membunuh diktator lama Muammar Gaddafi pada 2011. (zarahamala/arrahmah.id)