Oleh: Doddy CHP (Relawan Kemanusiaan)
(Arrahmah.com) – Beberapa hari lalu ada sebuah berita tentang seorang anak Suriah memakan karton untuk menyambung hidupnya. Beberapa waktu silam tersiar kabar bahwa hewan seperti anjing dan kucing diperbolehkan dimakan untuk memperlama hisapan nafas kehidupan makhluk mulia yang bernama manusia di sebuah pijakan bumi bernama Suriah. Entah sudah tak terhitung berita berita tentang ratusan ribu jiwa melayang, ribuan cacat dan terluka, anak-anak yatim, hancurnya tempat tinggal, jutaan orang mengungsi, kelaparan, penyakit, dan berbagai derita yang tak terbayangkan. Semua adalah akibat perang di Suriah yang semakin lama akan semakin mematikan.Perang sudah hampir berlangsung selama 3 tahun. Dan perang ini nampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat.
Walau demikian, banyak di antara kita tidak menyadari arti perang dahsyat ini. Perhatian kita cepat sekali muncul dan membesar bila mendengar tentang bumi Palestina yang teraniaya, namun tidak dengan Suriah. Padahal yang terjadi detik ini di Suriah sungguh merupakan perang besar peradaban dengan segala intrik, konspirasi, sarat kepentingan, dan mungkin saja merupakan tanda akhir zaman. Masyarakat juga seolah terkelabui dan terpaku bahwa perang di Suriah adalah perang saudara yang tidak perlu kita ikut campur atasnya.
Ribuan masyarakat sipil dari seluruh penjuru dunia saat ini sudah hadir di Suriah untuk membantu perlawanan rakyat untuk menjatuhkan rezim Bashar Assad. Perlawanan rakyat juga terus menguat , memperluas wilayah dan mulai menjepit kedudukan Assad. Pemuda-pemuda dari negeri-negeri yang jauh datang ke Suriah dengan keinginan membela saudara-saudaranya dan membuat negara Suriah baru sebagai sasaran antara dengan tujuan akhir membebaskan Palestina dari pendudukan Israel, sebagaimana Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Palestina dari gerbang Suriah.
Namun Assad tidak sendiri. Ribuan milisi Hezbollah (baca: Hizbus syaithon) dari Lebanon juga telah membanjiri berbagai kawasan di Suriah untuk membela Assad. Iran selaku sekutu rezim juga sudah turun ke gelanggang jauh hari. Juga Rusia yang terus membela rezim di sidang PBB dan dilapangan juga terus memasok senjata-senjata berat nya untuk memperkuat pasukan Assad. Dan tentu saja Israel sangat berkepentingan untuk menyokong rezim berkuasa di Suriah yang selama ini melindunginya terlebih sangat sadar bahwa pergantian rezim di Suriah bisa menjadi lonceng kematian bagi negara zionis tersebut. Israel sangat sadar bahwa Gaza dan tepi Barat bukanlah ancaman berarti, namun Suriah lah yang berpotensi meremukkan mereka.
Amerika dan sekutunya selaku pembela Israel juga terus bergerak, secara perlahan dan tersembunyi mendukung rezim walaupun dalam retorika nya selalu mengancam Bashar Assad dengan berbagai skenario, termasuk mendukung apa yang mereka sebut sebagai oposisi. Apapun skenarionya, tujuannya pasti yaitu mencegah adanya kelahiran kekuasaan baru di Suriah yang mengancam kepentingannya.
Perang di Suriah inilah sebenarnya yang membuat Presiden Mursi terjungkal setelah sesaat menyerukan jihad di Suriah.
Sementara perang terus berlangsung, jutaan rakyat Suriah terlunta. Apalagi pada musim dingin saat ini yang menerjang kawasan itu. Tidak habis pikir bila masyarakat dunia seolah melupakan mereka dan tidak peduli.
Makan anjing, makan kucing, makan karton, mustinya tidak ada di berita-berita dunia..
Saya menulis artikel ini pada dinihari setelah membaca kembali artikel tentang seorang anak yang makan karton dengan mata berlinang teringat saudara-saudara kita disana seraya merenungkan hadis Rasullullah yang mulia,
“Barang Siapa tidak ikut peduli dan tidak perhatian terhadap urusan orang Islam maka bukan termasuk golonganku.” (HR Bukhari-Muslim). Wallahu A’lam. (arrahmah.com)