JAKARTA (Arrahmah.com) – Derasnya impor baja selama ini membuat kinerja PT Krakatau Steel Tbk melemah, kalah dengan produk-produk asing yang menjejali Indonesia.
Menurut Pengamat ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal, pengendalian impor yang tidak ketat membuat serbuan baja asal Cina mendominasi pangsa pasar baja di Indonesia.
“Jadi ini yang membuat mereka (Krakatau Steel) kalah saing dengan produk impor, karena produk impor baja asal Cina sudah masuk banyak ke Indonesia,” kata Faisa, lansir SINDONews, Rabu (10/7/2019).
Faisal mengungkapkan, produk baja impor dari Cina harganya lebih murah dan lebih berkualitas. Berbeda dengan harga baja yang diproduksi Krakatau Steel.
“Di samping permasalahan mahalnya produk baja kita adalah produk baja asal Cina itu dibebaskan bea masuknya sehingga harganya menjadi lebih murah,” jelasnya.
Faisal menyebut tarif bebas masuk baja impor ini disebabkan adanya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 22 Tahun 2018 tentang Ketentuan Impor Besi dan Baja.
“Dengan kondisi ini, Krakatau Steel semakin sulit untuk bersaing,” pungkasnya.
Di penghujung pemerintahan joko Widodo, satu demi satu BUMN dirundung masalah keuangan. Karena ekonomi yang sedang seret atau memang ada masalah serius. Salah satu yang mengemuka adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Jauh-jauh hari, ekonom senior Rizal Ramli sudah mengingatkan pemerintah untuk menerapkan tarif anti dumping menghadapi serbuan baja Cina. Kalau itu dijalankan, PT Krakatau Steel (Persero) mungkin tidak terseok-seok seperti saat ini.
(ameera/arrahmah.com)