Hillary Clinton memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjunginya setelah terpilih menjadi menteri luar negeri kabinet Obama. Menurut juru bicara deplu AS, Robert Wood, Clinton memilih Indonesia dalam kunjungan pertamanya ke luar negeri, dalam upaya “merangkul” dunia Islam.
“Sebagai negara yang mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia adalah negara yang penting bagi AS. Dan Menteri Luar Negeri merasa bahwa kami perlu merangkul dan sesegera mungkin merangkul Indonesia,” kata Wood.
Ia melanjutkan, “Dalam kunjungannya ke Jakarta nanti, Clinton akan membicarakan kerjasama yang lebih dekat dengan Indonesia serta membahas prospek apa saja yang menjadi kepentingan bersama antara AS dan Asia Tenggara.”
Dalam pelantikan presiden tanggal 20 Januari lalu, Obama menyatakan akan membuka jalan baru bagi hubungan dengan dunia Islam, berdasarkan hubungan yang saling menguntungkan dan saling menghormati. Obama berjanji akan menggunakan kekuatan diplomasi, militer dan kekuatan-kekuatan lainnya dengan seimbang dalam menjalin hubungan dengan dunia Islam.
Janji itu tidak terbukti, karena Obama ternyata masih memberikan dukungan buta pada Israel, ingin menarik pasukan dari Irak tapi menambah pasukan di Afghanistan dan menyatakan akan melanjutkan “perang melawan teror” yang akan lebih dikonsentrasikan di Pakistan.
Sebelum pelantikannya, Obama juga berjanji akan berpidato di salah satu ibukota negara Muslim. Namun Jubir Deplu AS menolak memberikan jawaban ketika ditanya apakah kunjungan Clinton ke Indonesia terkait dengan rencana Obama itu.
“Saya tidak tahu, apakah atau kapan presiden akan berkunjung ke Indonesia. Yang pasti, presiden akan sangat mengharapkan hasil yang baik dari kunjungan ini, bukan hanya di Indonesia tapi juga ke negara-negara yang sudah saya sebutkan tadi,” kata Wood.
Selain Indonesia, dalam rangkaian kunjungannya ke Asia, Hillary Clinton juga akan bertandang ke Jepang, Korea Selatan dan China. Sekedar informasi, Hillary Clinton adalah salah seorang jajaran kabinet Obama yang mendukung agresi AS ke Irak pada masa presiden Bush. (eramuslim)