PALESTINA (Arrahmah.com) – Kementerian Kesehatan Palestina telah mengumumkan bahwa krisis kekurangan obat-obatan dan peralatan medis sekali pakai semakin memburuk akibat blokade yang diberlakukan penjajah “Israel” di Jalur Gaza selama lebih dari delapan tahun, lansir PNN pada Selasa (21/4/2015).
Direktur Jenderal Farmasi, Ashraf Abu Mahady, mengatakan bahwa Kementerian kini benar-benar kekurangan 118 jenis obat-obatan (25%) dan 334 jenis peralatan medis sekali pakai (37%), menurut laporan oleh Badan Media Palestina Al-Aray.
Dia menyatakan kurangnya peralatan medis sekali pakai untuk kateterisasi jantung dan operasi jantung terbuka sangat signifikan, mencapai 80%, dan akan menyebabkan peningkatan kasus di mana pasien membutuhkan perawatan medis dan perujukan ke luar negeri.
Dia menjelaskan bahwa ada beberapa layanan yang dipengaruhi oleh kekurangan obat-obatan, terutama kurangnya 32% obat perawatan primer, selain 54% obat imunologi dan 30% obat onkologi, yang akan memiliki dampak serius pada kondisi kronis yang diderita oleh pasien di wilayah tersebut.
Mahadi memperingatkan kurangnya obat di toko-toko pelayanan selanjutnya akan memperburuk krisis di Jalur Gaza yang dalam kasus ini telah berlangsung lama.
Dia mendesak badan yang bersangkutan, bersama dengan Komite Internasional Palang Merah dan Organisasi Kesehatan Dunia untuk menekan pemerintah “Israel” supaya mengakhiri blokade dan membuka jalur penyeberangan yang mereka tutup.
(banan/arrahmah.com)