DOMPU (Arrahmah.com) – Densus 88 Polri menembak mati Nurdin saat dia sedang shalat Ashar di rumah orang tuanya di Desa O”o, Kecamatan Dompu, Sabtu (20/9/2014). Nurdin merupakan adik almarhum Ustadz Firdaus dari pondok pesantren Umar Bin Khothob. Terjangan timah panas Densus menembus kepala dan lehernya. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu.
Laporan kontributor Fayis Umar kepada redaksi, istri Nurdin yang tidak bersedia disebut namanya menyesalkan tindakan biadab Densus 88 yang kembali menodai simbol-simbol Din Islam, yakni menembak suaminya yang sedang sholat Ashar.
“Kami sekeluarga sangat terpukul dan tidak terima dengan cara Densus, karena saat itu aku dan suamiku sedang sholat berjamaah di rumah mertuaku. Kami sholat berdua, dan beliau imamnya, namun beberapa saat kemudian Densus langsung masuk dengan menendang pintu rumah dan langsung menembak suamiku yang sedang sholat, kepala pecah dengan otak berserakan serta bagian leher tembus oleh peluru,” ungkap istri almarhum Nurdin.
“Saat itu juga, mayat suamiku langsung mereka masukan ke kantong mayat, dan langsung diangkut di atas mobil,” lanjutnya.
Dia menolak tuduhan dusta aparat tentang suaminya.
“Dan kami juga tidak menerima penemuan sebuah bom yang ditemukan oleh Densus, karena saya yakin, sejak kami datang dari Bima, kami tidak membawa yang namanya bom” katanya.
Saat itu disebutkan, Densus datang dengan 3 mobil sejenis Avanza serta dikawal oleh satuan intel dan Brimob.
Kesaksian istreri Nurdin ini bertolak belakang dengan ucapan petinggi Mabes Polri. Sebelumnya, Mabes Polri melalui Karopenmas Boy Rafli Amar menuding Nurdin melawan polisi saat penangkapan.
“Pukul 16.30 WITA, ditangkap DPO atas nama Adnan alias Deo alias Nurdin alias si kecil,” ujar Karopenmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar, melalui pesan singkat, Sabtu (20/9/2014), seperti dilansir dari Republika..
Menurut Boy, Nurdin terbunuh karena mencoba melawan petugas dengan melemparkan bom.
Sementara itu, pihak Polri melalui Polda NTB “Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Sriyono saat dihubungi menuturkan “Kegiatan penangkapan masih berlangsung, nanti kalau sudah lengkap datanya akan kami sampaikan lengkapnya. Semoga tidak ada ekses,” kata Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Sriyono, dikutip dari Beritasatu.com Sabtu (20/9/2014). (azm/arrahmah.com)