DOMPU (Arrahmah.com) – Densus 88 Polri, kembali melakukan penggrebekan dan penangkapan serentak di Nusa Tenggara Barat tepatnya di wilayah Bima dan Dompu, Sabtu (20/9/ 2014)
Lima orang ditangkap hidup di Bima yakni Juned, Juwaid, Iriawan, Suhail, dan Salman. Mereka ditangkap di tempat berbeda. Sedangkan satu orang yakni Nurdin ditembak mati oleh Densus 88 di rumah orangtuanya di dusun Kala Timur Desa O’o, Dompu. Inna lillahi wa inna ilahi roji’un.
Aksi Densus ini dilakukan karena kelima warga diatas dikaitkan dengan beberapa orang yang dituduh teroris dan penembakan terhadap beberapa personal polisi di wilayah Bima beberapa bulan lalu.
Menurut sumber Lombok Post di kepolisian, Densus menangkap terduga teroris Gunawarman (GN), 31, bersama istrinya, Cahya Laili. Pria asal Kelurahan Sadia, Kota Bima, tersebut dibekuk saat melintas di Dusun Pali, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Bima, pukul 16.30 Wita.
Menurut Suryadin, salah seorang warga, puluhan aparat berpakaian preman menghadang mobil GN. Lalu, mereka meminta GN turun dari Feroza bernomor polisi EA 650 SZ yang dikendarainya. “Bukan hanya dia, semua penumpang mobil disuruh turun,” ungkapnya.
Saat ditangkap itu, GN sembobil bersama istri, mertua (Arifah), dan keponakan. Sementara itu, polisi menggunakan dua mobil dan dua motor. Mereka langsung menghadang mobil GN.Aparat sempat menodongkan senjata api saat menurunkan GN dari mobil. Saat itu keponakan serta istri GN menyaksikan penangkapan di tengah permukiman warga tersebut. “Dari cerita istrinya, GN dipaksa turun dari mobil sambil ditodong senjata,” ujarnya.Suryadin menceritakan, saat GN digelandang aparat, istrinya menangis histeris. Sebab, suaminya diperlakukan layaknya pelaku kriminal. “Keluarga GN histeris. Mereka tidak terima GN ditangkap,” tuturnya.
GN diketahui berasal dari Kelurahan Sadia, Kecamatan Mpunda. Sehari-hari dia dikenal sebagai pedagang ayam potong di Sadia. Dia sesekali juga mendatangi desa istrinya untuk menjenguk mertua serta keluarga si istri. “Dia itu pedagang ayam potong,” ungkap Suryadin.
Sebelum ditangkap, kata dia, GN baru pulang dari Kota Bima. Dia mengantar mertuanya ke Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Bima. Sepulang dari rumah sakit, GN hendak berangkat ke Desa Sai untuk mengantar pulang mertuanya. “Dia ditangkap pas mau pulang ke Sai,” ujarnya.
Densus 88 secara brutal menembak mati Nurdin (NR), 23, warga Desa O”o, Kecamatan Dompu. Adik guru Ponpes Umar bin Khatab (UBK) Ustadz Firdaus (almarhum) itu diberondong peluru sekitar pukul 16.00. Firdaus sendiri meninggal di Ponpes UBK karena terkena ledakan molotov dua tahun lalu. Saat itu, aparat Polda NTB mengepung ponpes yang berlokasi di Sanolo tersebut pasca penusukan seorang polisi oleh murid ponpes yang bernama Sakban.
Belum diketahui pasti kronologi penangkapan dan penembakan NR. Namun, menurut informasi dari sejumlah warga, NR ditembak mati di sekitar Desa O”o.
“Kami dapat informasi, NR (disebutkan nama lengkap) ditembak aparat yang diduga Densus karena dicurigai sebagai teroris,” ungkap salah seorang warga yang tidak mau namanya disebutkan.
Menurut dia, setelah menembak mati, Densus membawa jenazah NR dengan mobil. Namun, belum diketahui dibawa ke mana jenazah tersebut. “Yang jelas, jenazahnya sudah dibawa,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Polri melalui Polda NTB “Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Sriyono saat dihubungi menuturkan “Kegiatan penangkapan masih berlangsung, nanti kalau sudah lengkap datanya akan kami sampaikan lengkapnya. Semoga tidak ada ekses,” kata Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Brigjen Sriyono, dikutip dari Beritasatu.com Sabtu (20/9/2014). (azm/dbs/arrahmah.com)