JAKARTA (Arrahmah.com) – Seorang ikhwan akhirnya berhasil mengunjungi Ustadz Aman di ‘istana’ barunya, di Polres Jakarta Barat. Ternyata Ustadz Aman dititipkan oleh Densus 88 di Polres Jakarta Barat agar ‘terpisah’ dengan ikhwan sesama tahanan di Polda Metro dan agar tidak bisa lagi mendakwahkan tauhid di dalam penjara. Ustadz Aman ingin di’hilang’kan? Berikut penuturan ikhwan tersebut.
Kepada kaum muslimin dimana saja yang merindukan kabar dan sekedar angin jeruji, Alhamdulillah Admin berhasil menemui beliau di tempat penitipan densus yaitu di polres Jakarta Barat. Kedatangan admin seolah kebocoran buat densus soalnya mereka inginnya Ust. Aman tidak boleh ada yang tahu keberadaannya terbukti admin ditegur keras oleh penjaga dan dia memberitahukan kalau dirinya dimarahi sama atasannya dan mengatakan kepada admin: Kalau mau jenguk lapor dulu sama densus di polda, admin jawab: Lah saya tidak tahu adanya prosedur seperti ini.
Beberapa hari terakhir ini mungkin sebagian kaum muslimin terutama ikhwan muwahhid yang biasa jenguk Uts Aman sedikit risau atas keberadaannya, sekarang dimana beliau…?, sebagaimana sudah diketahui bahwa beliau (ust. Aman) ditahan (ditawan) di polda tepatnya tahanan krimanal umum, selang beberapa bulan beliau dipindahkan (dilempar) ke tahanan narkoba satu lokal dengan napi muwahhid-mujahid Aceh yang lainnya, satu lokal tapi beliau dalam kamar yang serba minim hanya seorang diri.
Kemudian tidak berapa lama beliau dipindahkan lagi dari ruangan yang serba minim ke ruangan super minim, dimana hanya ada lampu yang ukuran wattnya sangat kecil. Di ruangan ini beliau merasa matanya terganggu. Setalah proses pemindahan yang bagi beliau sangat melelahkan, tiba tiba beliau hilang tanpa ada pemberitahuan terutama untuk keluarganya, hilangnya beliau dari tahanan semula (tahanan narkoba PMJ) yang kemudian diketahui ternyata beliau dititip (sebagai tahanan titipan densus) oleh densus di polres Jakarta Barat, keberadaan beliau di polres Jakarta barat inilah menyisakan tanda tanya, kenapa di polres padahal beliau seharusnya di bawah tahanan kejaksaan….?
Terlepas beliau di bawah tahanan institusi mana yang jelas beliau hak-haknya dizholimi. Sebenarnya kenapa beliau dipindah pindah karena densus ingin memisahkan ust Aman dari umatnya terutama dari narapidana lainnya yang haus dengan ilmu inti kehidupan yaitu tauhid, da’wah tauhid yang beliau gelorakan dari balik jeruji ternyata membuat densus gelisah bahkan bisa jadi mereka (densus) marah besar.
Pengalaman da’wah tauhid yang ust. Aman serukan dari balik jeruji selalu membawa hasil dimana para napi yang tadinya ayam sayur berobah menjadi singa yang ganas walaupun ada yang menjadi singa hanya dalam sehari bahkan hanya satu jam kemudian syahid diterjang timah densus. Bagi muwahhid: “singa satu jam itu lebih baik dari pada menjadi ayam sayur seumur hidup”.
Dari pengalaman tersebut densus sepertinya tidak ingin terjadinya kecolongan, tapi qodarullah singa singa tauhid terus menjamur baik yang di dalam maupun yang di luar tahanan. Densus ingin padamkan da’wah beliau tapi Alhamdulillah apa yang mereka usahakan sia sia belaka. Pemindahan beliau dari tahanan polda ke polres jakarta barat dengan diam diam ini menambah kecurigaan bahwa memang mereka inginnya ust. Aman hilang tanpa proses hukum mereka. Proses hukum yang berjalan hanyalah alibi belaka, kalau mau jujur seharusnya ust Aman sudah dijatuhi vonis tapi sampai hari ini diundur terus tanpa ada alasan yang jelas, apa mungkin mereka terus mencari delik supaya ust Aman terjerat dengan pasal UU anti terornya…?.
Di tahanan polres Jakarta Barat ini Ust. Aman didatangi kapolres dan wakilnya dan juga didampingi Ustadz Suu’nya lulusan i’dad Tsani LIPIA Jakarta, kapolres sang anto ini ternyata dari Jamaah tabligh (JT). Pada pertemuan tersebut bpk kapolres lewat lisan lulusan I’dad Tsani LIPIA mendebat Ust. Aman, karena keterbatasan ilmu sang Ustazd kapolres ini berbicara tanpa arah alias tidak jelas topik apa yang hendak didiskusikan, yang akhirnya sang Ustazd penguasa ini berbicara semaunya yang ujung-ujungnya menyebut “khawarij” dengan nada marah lalu sang Amirnya (kapolres) mengakhiri pertemuan ini dan menitip kalimat untuk ustadz Aman “Sabar Ya…”.
Begitulah jadi ayam sayur kapan saja sabar dan sabar walau akhirnya menyerahkan leher kepada musuh tanpa diminta. Ust. Aman tegaskan kepada kapolres, dirinya ditahan seperti sekarang ini karena urusan tauhid, bahwa penguasa ini adalah thagut karena hukum yang berjalan adalah hukum kafir, demikian kurang lebih Ust.Aman katakan kepada kapolres sekaligus mewakili jamaah kompor (JT)
Kepada Admin Ust. Aman menitip pesan untuk kaum muslimin agar bersabar (tentu bukan sabar seperti ayam sayur), hendaklah kaum muslimin khususnya muwahhid menjaga kualitas iman bukan saja merasa cukup karena telah mendapatkan ilmu tauhid tapi harus dijaga dengan banyak berzikir, membaca Al-Qur’an, shalat lail dan menyibukan diri dengan dien sebagaimana nabi shalallahu’alaihi was sallam di saat suasana tegang dan di tengah kesempitan, yang beliau lakukan adalah mendekatkan diri kepada Allah yang akhirnya turun QS surat Al Muzammil yang di dalamnya ada seruan shalat lail dsb.
Kurang lebih demikian pesan singkat Ust. Aman -hafidzahullah-. Kita berharap semoga Ust. Aman dilindungi oleh Allah swt. Amin.
Source : lintastanzhim.wordpress.com