SOLO (Arrahmah.com) – Sehari setelah Densus 88 Anti Teror Mabes Polri meringkus Rudi Kurniawan di Halte Faroka yang terletak didekat Mall Solo Square pada sabtu (22/9/2012) dini hari jam 00.30 wib, pada minggu siang (23/9/2012) Densus 88 yang disertai aparat kepolisian dan TNI kota Solo langsung menuju rumah Rudi yang ada di Ngruki untuk melakukan pengembangan kasus dan pencarian barang bukti lainnya.
Rumah yang berada di jl. Lurik No. 10 Rt. 5/Rw. 17, Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo tersebut di geledah Densus 88 sekitar pukul 11.50 sampai 14.10 wib. Rumah yang terletak sekitar 100 meter disebelah barat Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki Solo tersebut, saat itu ditempati oleh Bu Pangat (ibunya Rudi) dan Agung (adiknya Rudi).
Menurut Edi Sutopo selaku ketua RT setempat, dalam penggeledahan tersebut Densus 88 menemukan dan membawa arang 3 kg, potasium, alumunium, bascom (seperti wadah timbangan plastik), mobil-mobilan anak-anak 3 kresek, sisa pupuk dan 5 buah mobil mewah yang ada di showroom yang merupakan dagangan milik Agung adiknya Rudi.
“Barang-barang yang dibawa petugas tadi itu. Barang-barang tersebut ditemukan dikamar dibawah kasur”, ujarnya dihadapan para wartawan setelah penggeledahan.
Lebih lanjut saat ditanya para wartawan apakah mobil yang dibawa Densus 88 seperti “karnaval” itu merupakan mobil-mobil yang ada didalam showroom milik Rudi, Edi menjawab singkat, “iya”. Menurut Edi, mobil tersebut sedianya akan dijadikan barang bukti.
“Tadi juga ada 5 mobil yang ada dirumah yang juga dipakai untuk showroom mobil itu juga dibawa”, ucapnya.
Tak cukup sampai disitu, kebengisan dan arogansi Densus 88 juga berlanjut kepada seorang anak kecil. Anak kecil beserta ibunya yang sedang menyaksikan penggeledahan tersebut dibentak-bentak dan ditodong senjata laras panjang oleh Densus 88 hingga lari sambil menangis.
“Sana menjauh, menjauh 50 meter. Kalau tidak menjauh, nanti kena tembak”, teriak salah satu petugas Densus 88 kepada warga yang melihat aksi penggeledahan tersebut.
Warga di sekitar rumah Rudi yang ada di jl. Lurik Ngruki saat ditanya tentang kepribadian dan sosok Rudi mengatakan bahwa Rudi merupakan warga yang sangat baik, sopan dan mudah bergaul dengan masyarakat sekitar. Maka dari itu, warga di kampung Ngruki sangat terkejut dan tidak percaya jika Rudi terlibat dalam aksi terorisme.
“Orangnya ya baik mas, sopan, gampang srawung (bergaul-red) dan sering ke masjid. Jadi saya juga kaget waktu tadi ada pak polisi yang pakai seragam lalu lintas beritau kalau akan ada penggeledahan dirumah Pak Rudi karena terlibat teroris”, beber warga yang tidak mau disebut namanya.
Dalam penggeledahan dirumah Rudi, Densus juga melibatkan sejumlah aparat dari berbagai satuan tugas baik TNI maupun Polri. Baik dari Militer, Tim Gegana, Tim Forensic, Tim INAFIS, Satlantas dan sejumlah intelejen yang tersebar disekitar kampung Ngruki.
Sebelumnya, terbersit kabar bahwa Densus 88 ke Ngruki akan menangkap terduga teroris lainnya. Tapi setelah di telusuri oleh Kru FAI, operasi yang melibatkan berbagai satuan tugas aparat keamanan tersebut ternyata bukanlah penangkapan teroris, melainkan pengembangan kasus dan pencarian barang bukti. Akan tetapi, berita yang beredar ditengah para wartawan menyebutkan bahwa putra Rudi yang bernama Ilyas juga ikut dibawa Densus 88.
Lagi, Densus 88 larang Media Islam meliput
Informasi yang sampai kepada Kru FAI, bahwa saat penggeledahan yang dilakuka Densus 88 untuk mencari barang bukti dirumah Rudi minggu siang (23/9/2012) itu, ada satu insiden dimana wartawan media islam Muslimdaily.net dan Voa-islam.com tidak diperbolehkan untuk meliput aksi penggeledahan tersebut.
Bahkan wartawan media islam Muslimdaily.net juga sempat diancam oleh aparat kepolisian yang berpakaian preman jika tidak menghentikan aktivitasnya dalam mengambil gambar dan merekam dengan handicam.
“Awas, kamu nanti ada waktunya sendiri”, ancamnya kepada wartawan Muslimdaily.net
Ancaman itu sendiri diterima wartawan Muslimdaily.net setelah 3 kali ditegur dan dilarang oleh intel Densus 88 yang berpakaiaan preman untuk tidak meliput penggeledahan tersebut. Hal ini (pelarangan tersebut) terasa aneh karena masyarakat umum ada juga yang mengambil gambar ataupun merekam pakai video Hanphone.
Densus 88 “Panen” Terduga Teroris, Warga Solo Merugi
Akibat operasi “panenan” Densus 88 yang berhasil meringkus puluhan terduga teroris pada hari sabtu 22/9/2012 sampai minggu 23/9/2012 yang melibatkan berbagai satuan tugas aparat kepolisian dan TNI diberbagai penjuru kota Bengawan dalam jangka waktu yang terbilang singkat tersebut, tentu saja sangat sangat menggegerkan warga Solo.
Selain itu, sejumlah toko dan warung yang berada di sekitar lokasi penggerebekan dan penangkapan terduga teroris di daerah Laweyan, Purwosari dan Ngruki terpaksa harus tutup dan menanggung kerugian yang cukup besar akibat operasi tersebut.
“Ya ini ya tutup dulu mas. Lha wong akses menuju toko saya ditutup sama pak polisi dan Densus”, ungkap seorang ibu pemilik warung kelontong kepada Kru FAI. (bilal/FAI/arrahmah.com)