JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengembangan penyelidikan atas peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral kota Makassar terus dilakukan Densus 88 Antiteror.
Diketahui, Jajaran Detasemen Khusus (Densus) 88 AntiterorAntiteror Mabes Polri menggeledah Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim di RT 04 RW 07 Gandu, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY, pada Jumat (2/4) malam.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan jika permasalahan terorisme bukan hanya soal atribut yang digunakan pelaku.
MUI juga mengingatkan agar pelaku jangan dikaitkan dengan agama.
Menurut Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, akan semakin rumit menyelesaikan persoalan terorisme kalau dikaitkan dengan agama.
“Tindakan terorisme tidak ada hubungannnya dengan ajaran agama manapun. Jika menuduh kelompok agama tertentu, maka akan semakin rumit menyelesaikan masalah terorisme,” kata Amirsyah, lansir suara.com, Ahad (04/04/2021).
Permasalahan saat ini, ialah persoalan terorisme yang kompleks baik di Indonesia maupun di dunia internasional.
Sekadar contoh terorisme dengan penembakan massal yang terjadi di El Paso, Texas, pada Ahad diselidiki sebagai kasus serangan teroris domestik oleh para pejabat federal Amerika.
Serangan yang menewaskan 22 orang itu telah memperbarui perdebatan tentang bagaimana melawan teroris domestik di Amerika.
Amirsyah kemudian meminta kepada semua pihak agar tidak menyederhanakan masalah terorisme di Indonesia hanya melalui atributnya saja.
“Dengan kasus ini jangan menyederhanakan masalah penanganan terorisme di Indonesia hanya dengan menuduh pakai cadar, celana cingkrang, jenggot, ini justru memperkeruh masalah. Lagi-lagi ini tuduhan yang tak berdasar. Oleh sebab itu semua pihak di masyarakat jangan terkecoh melihat masalah terorisme di permukaan saja,” paparnya.
Amirsyah meminta penanganan terorisme harus dilakukan secara komperhensif. Ia juga meminta aksi teror yang belakangan marak terjadi untuk segera diakhiri.
(ameera/arrahmah.com)