NEW YORK (Arrahmah.com) – Organisasi kesehatan PBB, WHO memberikan rekomendasi untuk melindungi kesehatan masyarakat dunia mengatakan 1,1 trilliun remaja dan dewasa muda terkena resiko mengalami kerusakan pendengaran secara permanen. Hal ini terjadi jika mereka mendengarkan bunyi-bunyian dalam waktu terlalu lama dan terlampau keras, sebagaimana dilaporkan KK, (3/2/2015).
Dr. Etienne Krug, direktur WHO pada Departemen Management of Noncommunicable Disease, Disability, Violence and Injury Prevention mengatakan kepada BBC bahwa “Pola yang dilakukan dengan mendengarkan secara teratur dengan volume yang tinggi dan durasi yang lama menjadi ancaman serius. Sementara itu penting untuk diingat bahwa menurunkan volume suara, membatasi penggunaan pribadi perangkat audio untuk kurang dari satu jam sehari akan banyak mengurangi kebisingan.” Fenomena tersebut terjadi pada 43 juta orang diantara umur 12 hingga 35 tahun, yang ternyata telah mengalami kerusakan pendengaran.
Saat orang-orang mendengarkan lagu bervolume terlalu keras dalam jangka waktu lama, mereka sebenarnya sedang membahayakan diri dari apa yang sedang mereka nikmati sehari-hari. Maka mereka harus berhati-hati dari kehilangan pendengaran permanen.
“Mereka harus berhati-hati bahwa ketika kamu sekali mengalami kehilangan pendengaran, maka tidak bisa lagi dikembalikan. Membuat pencegahan yang sederhana akan membuat orang melanjutkan untuk menikmati hidupnya tanpa harus beresiko kehilangan pendengaran,” jelasnya, dikutip pada blubermouth, (2/3).
Fakta mencengangkan diungkapkan WHO, konser musik yang menggunakan sound system sebesar 120 dB bisa merusak pendengaran hanya dalam waktu 28 detik saja. Jika ada sumber audio, maka maksimum volume suara hanya 105 dB saja. Itupun tetap harus berhenti setiap 4 menit sekali. Kerusakan pendengaran adalah ancaman serius bagi siapapun, terlebih kepada anak kecil. (adibahasan/arrahmah.com)