WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pasca terbongkarnya skandal oleh dua mantan karyawannya awal minggu ini yang menyatakan bahwa pemilik perusahaan keamanan Blackwater sengaja menutup-nutupi pembunuhan terhadap warga sipil Irak, tuduhan lainnya pun mulai bermunculan.
Sebagaimana dikutip oleh salah seorang wartawan MSNBC, Keith Olbermann, pada bulan Agustus lalu dari kesaksian mantan karyawan tersebut bahwa Blackwater divonis bersalah karena menggunakan remaja muslimah Irak dalam aktivitas prostitusi di dalam kompleks di Zona Hijaum Baghdad dan Erik Prince tidak melakukan tindakan apapun meskipun ia mengetahui aktivitas tersebut.
Dalam kesaksian tersebut dinyatakan bahwa para gadis itu dipaksa untuk melakukan oral seks untuk menghibur para personil di ‘Blackwater Man Camp’ dengan imbalan satu dolar Amerika.
Mereka pun menambahkan meskipun Prince sering mengunjungi kamp ini, ia tidak pernah menindak anak buahnya.
Menurut dua mantan karyawan itu pun, para pengawas Blackwater di Irak kadang-kadang mengembalikan orangnya ke Amerika Serikat yang ditemukan melakukan pembunuhan brutal, minum, mengunakan steroid, atau melanggar prosedur keamanan persenjataan, tetapi Prince dan para eksekutifnya akan mengirim mereka kembali dan memberi sanksi kepada pengawas untuk membayar sejumlah uang pada perusahaan.
Selain tuduhan tersebut, Prince pun terlibat dalam penjualan senjata ilegal, pencucian uang, dan penghindaran pajak. Prince telah menciptakan jaringan perusahaan untuk menutupi kekejian, penipuan, dan kejahatan lainnya.
Namun, Prince berkelit bahwa perusahaannya tidak melakukan kesalahan apa pun dan Blackwater – yang saat ini berganti nama menjadi Xe – terus memenuhi kontrak dengan pemerintah Amerika Serikat. (althaf/msnbc/raw/arrahmah.com)