MALAWI (Arrahmah.com) – Bagi Muslimah Malawi, hijab datang sebagai jawaban yang sempurna atas penderitaan yang mereka alami dari terjadinya peningkatan pelecehan seksual yang menargetkan perempuan di negara Afrika bagian selatan.
“Sementara perempuan dari kelompok agama lain mengalami penderitaan akibat kekerasan seksual karena cara berpakaian mereka yang tidak benar, dari pengamatan yang telah dilakukan, kasus-kasus pelecehan seksual yang menimpa Muslimah sangat rendah,” Fatima Ndaila, Ketua Muslim Women Organization (MWO), mengatakan OnIslam, Sabtu (3/1/2014).
“Sangat jarang bagi perempuan yang mengenakan hijab yang mengalami pelecehan seksual,” tambah Ndail.
Selama beberapa tahun terakhir, pelecehan seksual terhadap perempuan telah meningkat tajam di Malawi. Fenomena yang mengkhawatirkan itu kurang dilaporkan di kalangan Muslimah yang memilih untuk mengenakan hijab.
“Berdasarkan pengamatan ini maka kami telah mengintensifkan perjuangan kami dalam rangka melawan kekerasan seksual dikalangan Muslimah dengan meningkatkan kepedulian perempuan dan remaja Muslimah untuk mengenakan jilbab saat mereka berada di tempat umum,” kata Ndaila.
“Hijab adalah simbol dari kesopanan di kalangan Muslimah. Oleh karena itu menjadi sulit bagi wanita berjilbab yang akan dilecehkan secara seksual. Tapi ini tidak terjadi dengan wanita yang tidak berjilbab. Jilbab telah menjadi alat pelindung yang efektif terhadap tindakan pelecehan seksual di Malawi. Dengan alasan ini, maka kita menganjurkan kepada para Muslimah untuk mengenakan hijab sebagai bentuk perlawanan kami terhadap tindakan pelecehan seksual.”
“Kami telah menemukan bahwa berpakaian yang tidak benar di kalangan perempuan telah berkontribusi secara signifikan terhadap meningkatnya pelecehan seksual, karena cara berpakaian mereka yang menarik bagi laki-laki. Ini tidak mudah untuk mengubah pola pikir masyarakat,” katanya.
“Namun, kami telah mengadopsi pendekatan ini untuk menjangkau orang-orang hanya dalam komunitas Muslim, karena mereka dapat dengan mudah memahami pesan kita.”
Ndaila mengatakan bahwa organisasinya sedang berupaya untuk meningkatkan kepedulian para Muslimah melalui masjid dan forum-forum sosial lainnya, memberikan bimbingan kepada mereka terhadap pentingnya memakai hijab dan mengikuti ajaran Alquran, dan para perempuan hendaknya menundukkan pandangan mereka dan pada saat yang sama hendaknya mereka mengenakan pakaian yang tidak mencolok.
“Ini adalah pesan yang kami sampaikan kepada komunitas Muslim seluruh di Malawi dalam menghadapi insiden meningkatnya tindakan pelecehan seksual terhadap perempuan,” tambahnya.
Ide untuk melawan tindakan pelecehan seksual terhadap perempuan dengan menggunakan pendekatan kesopanan dan agama disambut gembira oleh para aktivis hak-hak perempuan, dan menggambarkan ide tersebut sebagai tonggak dalam upaya untuk mencegah terjadinya tindakan pelecehan seksual terhadap perempuan. (ameera/arrahmah.com)