WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menlu AS, Hillary Clinton, menyerukan Selasa (10/7/2012) pada semua pihak di Mesir untuk bekerja sama menjaga transisi politik setelah Presiden Mesir yang baru terpilih, Mohamed Mursi, menantang tentara dengan membatalkan keputusan pembubaran parlemen.
“Kami sangat mendesak dialog dan upaya bersama dari semua untuk mencoba menghadapi berbagai masalah untuk menghindari segala bentuk kesulitan yang bisa menggagalkan transisi,” kata Hillary dalam konferensi pers.
Parlemen Mesir rencananya bisa berkumpul kembali pada hari ini (10/7) setelah muncul keputusan presiden. Tentara membela pembubarannya dan mengatakan pihaknya yakin “semua lembaga negara” akan menghormati konstitusi dan hukum yang berlaku di Mesir.
Clinton mengatakan Mesir memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga transisi tetap ada pada jalurnya. Demokrasi, katanya, tidak hanya tentang pemilu.
“Demokrasi adalah tentang menciptakan dialog, politik inklusif, mendengarkan sipil (masyarakat), memiliki hubungan baik antara pejabat sipil dan pejabat militer, di mana setiap orang bekerja untuk melayani kepentingan warga,” katanya.
Dia menyerukan “dialog intens” di antara semua pihak “untuk memastikan bahwa ada jalan yang jelas untuk diikuti dan bahwa semua rakyat Mesir mendapatkan apa yang sebelumnya mereka protes dan apa yang mereka pilih.”
Clinton saat ini ada di Vietnam sebagai bagian dari tur keliling Asia yang akan berakhir di Kamboja untuk melakukan pertemuan dengan para menteri luar negeri akhir pekan ini. (althaf/arrahmah.com)