SAN FRANCISCO (Arrahmah.com) – Jenderal Angkatan Darat Martin Dempsey, ketua Kepala Staf Gabungan, mengatakan AS tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan atau pesawat udara ke Suriah. Namun, ia mengatakan kemungkinan intervensi militer bisa meningkat jika ada dukungan internasional yang kuat, terutama di kalangan negara Arab, lansir AP pada Sabtu (28/7/2012).
“Tugas saya adalah untuk memberikan pilihan, dan saya telah bekerja sesuai rencana. Tak satu pun dari mereka yang dieksekusi pada saat ini,” kata Dempsey dalam sebuah konferensi pers hari Jumat (27/7) setelah pidato di Klub Persemakmuran di San Francisco.
Dempsey mengatakan keadaan di Suriah berbeda dengan di Libya, di mana pemboman AS membantu menggulingkan Moammar Gadhafi. Suriah memiliki etnis dan suku yang cukup kuat dan tidak ada mandat Serikat Bangsa, ungkapnya.
“Semua kesulitan di saat-saat musim semi Arab lainnya diwujudkan dan diperbesar di Suriah. Ini adalah salah satu di mana kami perlu terus membentuk usaha diplomatis dan ekonomis sebelum berpikir tentang penerapan kekuatan militer,” lanjutnya.
Dempsey mengatakan kepada CNN pada 28 Mei bahwa intervensi militer di Suriah harus dipertimbangkan. Sejak itu, kekerasan telah meningkat dan menyebar ke ibukota Damaskus dan pusat komersial Aleppo, yang telah dibombardir oleh artileri militer dan pesawat Suriah.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia memperkirakan setidaknya 145 warga sipil dan pemberontak yang tewas di Aleppo, kota yang paling padat penduduknya di negara tersebut. (althaf/arrahmah.com)