KAIRO (Arrahmah.com) – Korban yang terluka di pihak demonstran semakin bertambah akibat perlakuan brutal aparat keamanan dan para preman bayaran rezim Mesir di depan gedung Departemen Pertahanan Mesir, Sabtu (28/4/2012).
Massa pendukung capres Hazim Shalah Abu Ismail melanjutkan aksi protes mereka terhadap keputusan Komisi Tertinggi Pemilu Mesir yang menganulir capres mereka. Dibanding seluruh capres lainnya, Hazim Shalah terhitung capres yang paling ‘bersih’ dan ‘islami’.
Aparat keamanan dikerahkan dalam jumlah besar untuk menghadang para demonstran. Selain polisi, para preman bayaran bersenjatakan pecahan botol kaca dan batu juga menghadang massa demonstran. Kerusuhan terjadi di Abbasiyah Square, di mana aparat kepolisian dan para preman bayaran menjadikan massa demonstran sebagai ‘sansak hidup’.
Puluhan demonstran terluka cukup parah dan digotong ke Tahrir Square. Meski sampai saat ini bentrokan masih terus berlangsung dan korban luka semakin banyak, di Tahrir Square hanya ada dua mobil ambulance.
Untuk memperkuat massa demonstran di depan gedung Departemen Pertahanan, ribuan pendukung capres Hazim Shalah bergerak dari Tahrir Square. Mereka mengangkat bendera Mesir dan beberapa bendera hitam-putih bertuliskan Laa Ilaaha Illa Allah. Massa meneriakkan yel-yel ‘jatuh, jatuh rezim militer…rakyat ingin rezim militer lengser’, ‘rakyat ingin penerapan syariat Islam…Islam, Islam, bukan Timur, bukan Barat’ dan ‘rakyat ingin menggantungmu, jendral!’
Penjajah salibis AS, Israel, dan Barat berkepentingan untuk mengarahkan pemilu presiden di Mesir. Mereka ingin memastikan presiden terpilih adalah seorang sekuler yang tunduk kepada perintah AS, Israel, dan Barat.
(muhib almajdi/arrahmah.com)