IDLIB (Arrahmah.id) — Aksi demonstrasi sejumlah warga di berbagai wilayah Idlib menyeruak usai bentrokan yang terjadi antara kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) dengan kelompok Hizbut Tahrir.
Dilansir Baladi News (9/5/2023), aksi itu dilakukan warga di al-Sahara, Killi, Harbanush, Deir Hassan, Atmeh, Darkoush, Marea, Azaz, dan Babki ini dilakukan untuk memprotes penyerangan dan penangkapan sejumlah warga khususnya anggota Hizbut Tahrir. Mereka menyamakan aksi HTS tidak ubahnya seperti rezim Suriah di awal-awal revolusi Suriah.
Sejumlah tokoh suku, klan, dan desa yang ikut dalam aksi protes itu menuntut pembebasan tahanan dan meminta agar HTS mengakhiri penggerebekan dan penangkapan. Menurut mereka masih ada cara lain untuk menangkap orang tanpa harus meneror perempuan dan anak-anak pada saat mereka tidur.
Operasi HTS melawan Hizbut Tahrir ini dimulai pada tanggal 5 Mei. Sejauh ini sudah lebih dari 20 orang anggota Hizbut Tahrir yang ditangkapi sejak operasi dilakukan. Beberapa di antaranya adalah Ahmed Abdul Wahhab (Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Suriah), Nasser Sheikh Abdul Hai (Anggota Kantor Media) dan putranya, Abd al-Razzaq Al-Masri Abi Al-Nour, Ali al Beik dan kedua putranya.
Pihak keamanan HTS, Diaa Al-Omar, menyatakan dalam pernyataan bahwa operasi penangkapan pada Hizbut Tahrir dilakukan atas dasar perintah pengadilan untuk menangkapi pengkhianat, penghasut, dan pengganggu keamanan dan ketertiban atas revolusi suriah di Idlib, seperti dilansir Syria TV (9/5).
Sebelumnya, sumber dari HTS mengatakan kepada Syria TV bahwa otoritas mengambil keputusan untuk mengakhiri keberadaan Hizbut Tahrir di wilayah yang dikuasai HTS yang kerap melakukan demonstrasi besar di kota Idlib dan menuduh-nuduh HTS pengkhianat.
Dia mengatakan bahwa Hizbut Tahrir kerap mengaku-ngaku sebagai pahlawan tapi tidak pernah ikut bertempur dalam front pertempuran. Jangankan pertempuran, mengurus wilayah dan menafkahi orang miskin pun tidak pernah ikut terlibat.
Hizbut Tahrir sensiri menuduh HTS sebagai pengkhinat revolusi karena bekerja sama dengan Turki yang akan melakukan memulihkan hubungan dengan Suriah. Hizbut Tahrir menganggap bahwa tidak ada solusi di Suriah kecuali dengan mendirikan kekhilafahan versi mereka. (hanoum/arrahmah.id)