MANSHURAH (Arrahmah.com) – Universitas Al-Manshurah menyaksikan aksi-aksi demonstrasi mahasiswa menentang kudeta militer dan pilpres Mesir yang memenangkan Abdel Fattah As-Sisi dengan angka mencolok 97 persen suara. Para mahasiswa meneriakkan slogan-slogan penolakan As-Sisi sebagai pemimpin Mesir, Al-Jazeera melaporkan pada Rabu (4/6/2014).
Gerakan “mahasiswi anti kudeta militer” pada Fakultas Dirasat Islamiyah cabang Al-Manshurah juga menggelar aksi demonstrasi di dalam gedung fakultas.
Pasukan keamanan telah menutup pintu-pintu masuk menuju gedung fakultas dan mencopot kertas-kertas yang ditempelkan oleh para mahsiswi yang membeberkan pelanggaran-pelanggaran kekuasaan yang dilakukan oleh As-Sisi.
Demonstrasi-demonstrasi dan aksi-aksi longmarch menentang kudeta militer, pilpres dan hasil pilpres terjadi secara luas di Mesir. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti kudeta militer dan As-Sisi. Mereka menegaskan tidak mengakui keabsahan presiden selain presiden yang terpilih secara demokratis Mohammad Mursi. Mursi digulingkan oleh kudeta militer pada 3 Juli.
Komisi pemilihan Mesir pada Selasa (3/6/2014) mengumumkan bahwa mantan panglima militer Abdul-Fatah As-Sisi sebagai presiden baru negara itu. Komisi itu mengklaim bahwa As-Sisi mendapatkan sekitar 23,7 juta suara sah dalam pemilu bulan Mei.
Anwar Al-Asi dari komisi pemilihan mengatakan bahwa sebanyak 25.578.223 dari sekitar 54 juta pemilih di Mesir telah memberikan suara mereka dalam pemilu presiden dengan tingkat partisipasi pemilih sebesar 47,45 persen.
As-Sisi berhasil mendapatkan 23.780.104 suara dari total 24.537.615 suara yang sah atau hampir 97 persen, kata Al-Asi dalam sebuah konferensi pers di Kairo.
Pesaing satu-satunya Al-Sisi itu, kandidat sayap kiri Hamdeen Sabahi, mendapatkan sekitar 757.511 suara, atau sebesar 3,9 persen dari total suara sah.
Al-Asi mengatakan bahwa sebanyak 25.260.190 warga Mesir telah memilih dalam pemilu presiden, yang diselenggarakan pada 26-28 Mei di Mesir 27 provinsi di Mesir.
Jumlah pemilik suara yang memboikot pemilu adalah 52,55 persen. Jumlah ini masih lebih banyak dari jumlah gabungan suara As-Sisi dan Sabahi. Pemilu presiden Mesir yang penuh rekayasa dan sudah bisa ditebak hasilnya jauh-jauh hari ini diakui oleh kelompok pendukung As-Sisi sendiri sebagai “memalukan As-Sisi di mata internasional”.
(muhib al majdi/arrahmah.com)