CALIFORNIA (Arrahmah.com) – Penyedia layanan internet utama di Libya, General Post and Telecommunications Company, mulai mematikan akses internet. Langkah tersebut dilakukan sejak Sabtu, pukul 1:18 pagi, waktu setempat.
Menurut beberapa sumber, di Libya, akses internet kini telah ditutup, menyusul aksi demonstrasi anti pemerintah yang semakin meningkat di negara tersebut.
“Hari ini mereka mulai mematikan akses dan kini sebagian besar kawasan sudah terputus dari dunia maya,” kata Earl Zmijewski, General Manager Renesys, perusahaan pemantau internet, seperti dikutip dari ComputerWorld, Sabtu (19/2/2011).
Zimjewski menyebutkan, Libya tampaknya mengambil contoh dari Mesir yang memutus seluruh akses internet pada akhir Januari saat gelombang protes membanjiri jalan-jalan di negeri tersebut menuntut reformasi politik.
Reuters melaporkan bahwa Al Jazeera mengatakan kalau sinyal siaran mereka telah diblokir di beberapa saluran televisi. Lalu situsnya pun di Libya juga tidak bisa dibuka. Seperti yang diberitakan LA Times, Sabtu (19/2), AFP juga melaporkan kalau akses Facebook juga diblokir di Libya.
Akses internet semakin lambat bahkan terputus ketika para demonstran anti Moammar Kadafi melakukan aksinya, yang kini memasuki hari ke empat.
Serupa dengan Mesir, sejak pekan ini ribuan warga Libya juga telah turun ke jalan di Benghazi, kota kedua terbesar di negeri itu. Menurut data Amnesty International, demonstrasi di sana telah memakan 46 korban jiwa dalam tiga hari terakhir.
Menurut sejumlah pengamat, langkah pemerintah untuk memutuskan akses internet diambil karena semakin meningkatnya suhu politik di Libya. Ini mempersulit masyarakat yang butuh untuk mengetahui situasi yang terjadi di lapangan.
Sebagai informasi, Libya lebih kecil dibandingkan dengan Mesir. Dengan hanya sedikit jaringan yang perlu diawasi, pemutusan akses internet di negeri tersebut juga lebih mudah untuk dilakukan. (SM/arrahmah.com)