LONDON (Arrahmah.com) – Kaum Muslimin Inggris kembali beraksi. Hari ini, Senin (21/3/2011), pukul 13.00 – 04.00 PM, mereka akan berdemonstrasi di depan Downing Street 10 atau persis di depan kantor Perdana Menteri (PM) Inggris. Aksi ini mengutuk AS dan antek-anteknya yang turut campur dalam konflik Libya dan membunuhi kaum Muslimin di sana. Semoga serangan ke Libya menyatukan umat Islam untuk segera menegakkan Khilafah Islamiyah!
Kampanye terbaru di Libya merupakan kelanjutan dari perang salib yang dipimpin AS melawan Islam dan Kaum Muslimin. Dengan kedok membantu masyarakat, sekali lagi kita melihat AS dan antek-nya yaitu Inggris dan Perancis, membunuh pria Muslim, perempuan dan anak-anak dengan darah dingin. Namun sekali lagi kita melihat alasan yang mereka pergunakan, yakni membela demokrasi dan kebebasan yang digunakan untuk membenarkan kekejaman terhadap umat Islam. Kenyataannya adalah bahwa Amerika dan lembaga-lembaga yang mereka kontrol, seperti Dewan Keamanan PBB akan melakukan segala daya mereka untuk memastikan bahwa kaum Muslimin tidak bangkit untuk melaksanakan Syari’ah dan mengancam kepentingan militer dan ekonomi di suatu wilayah.
Panggilan untuk Islam, syariah dan Jihad dari Libya (dan wilayah yang lebih luas) terhadap penindasan telah mengguncang musuh-musuh Islam dan Kaum Muslimin lebih dahsyat dari Tsunami yang telah dikirimkan Allah SWT kepada teman-teman mereka di Jepang. Dalam semangat mereka untuk mengontrol kawasan itu dan dimasukkan ke dalam tempat lain seperti pimpinan bonek, Nuri Al-Maliki (Iraq) atau Hamid Karzai (Afghanistan) mereka telah mengabaikan protokol PBB mereka sendiri dan memutuskan untuk melanggar kesucian negara lain. Fakta bahwa OKI atau Organisasi Konferensi Islam ikut mendukung tindakan tersebut tidak mengherankan karena pemimpin yang membentuk OKI sebenarnya akan menjual ibu mereka sendiri untuk menyenangkan AS dan untuk melindungi kepentingan mereka dan bukan untuk membela Islam dan Kaum Muslimin.
Kebenaran yang jelas adalah bahwa AS, Inggris dan Perancis mendapat keuntungan dari boneka mereka seperti Gaddafi dan Mubarak selama beberapa dekade, mereka telah terlibat dalam penyiksaan Kaum Muslimin, mereka bahkan membiarkan umat Islam di negara-negara tersebut untuk disiksa, semua dalam rangka menghentikan penyebaran Islam dan agar umat Islam tidak bangkit untuk mendirikan Negara Islam yang berarti akhir hegemoni mereka. Jika mereka benar-benar peduli kepada Kaum Muslimin, kita menunggu kabar mereka membom China untuk kejahatan yang mereka terus lakukan terhadap Kaum Muslimin di Xinxiang, membom Rusia untuk kejahatan mereka terhadap kaum Muslimin di Chechnya, dan membom orang-orang Yahudi Israel atas kejahatan mereka terhadap Kaum Muslimin di Palestina, melawan orang Hindu dari India untuk kejahatan mereka terhadap kaum Muslim di Kahsmir … dan seterusnya. Tentu saja hal ini tidak akan pernah terjadi karena negara-negara ini merupakan mitra mereka dalam kejahatan.
Faktanya adalah bahwa kebangkitan Islam di Libya dan Mesir merupakan ancaman besar bagi kepentingan ekonomi, militer dan strategis AS dan sekutunya. Jika Muslim bersatu di daerah ini dan mendirikan Syariat, maka akan membuka pintu untuk masuk ke Israel bagi para mujahidin dari Libya, Somalia, Ethiopia dan Sudan via Mesir. Keberadaan bajak laut negara Israel akan sangat cepat hilang dari peta dunia dan percikan api untuk penyatuan semua Negara-negara Muslim lainnya akan dinyalakan. Perang di Irak dan Afghanistan akan dianggap pertempuran lokal ketika umat Islam seluruh dunia bersatu menghadapi pasukan perang salib.
Dalam setiap kasus serangan terhadap Libya adalah apa yang Allah SWT telah takdirkan untuk menguji umat Islam. Kita berdoa agar umat Muslim dapat mempertahankan hidup mereka sendiri, kehormatan dan harta mereka melawan agresi tersebut dan bahwa serangan terakhir ini bertindak sebagai katalis untuk menyatukan umat Islam di seluruh dunia melawan musuh yang nyata mereka dan memperkuat tekad mereka untuk mendirikan kembali Khilafah, yaitu Negara Islam.
Syekh Anjem Choudary
www.anjemchoudary.com
(M Fachry/alm/arrahmah.com)