KHARTOUM (Arrahmah.com) – Kerumunan besar pendemo telah berkumpul di jalan-jalan di ibu kota Sudan, Khartoum, meningkatkan tekanan pada dewan militer yang berkuasa di negara itu untuk menyerahkan kekuasaan kepada badan sipil sementara.
Puluhan ribu orang meneriakkan “Kami akan melindungi revolusi dengan darah kami” berbaris melalui jalan-jalan utama Khartoum pada Kamis (25/4/20190 sebelum berkumpul di luar markas militer, di mana ratusan demonstran terus berdiam diri selama berminggu-minggu menuntut pemerintahan demokratis, lansir Al Jazeera.
Militer Sudan mengambil alih kekuasaan setelah menggulingkan penguasa lama Omar Al-Bashir pada 11 April.
Ia kemudian membentuk dewan untuk memerintah negara itu untuk jangka waktu hingga dua tahun, tetapi Asosiasi Profesional Sudan (SPA), yang mempelopori protes anti-pemerintah yang mengakhiri hampir tiga dekade kepresidenan Al-Bashir, telah bersikeras menuntut pemerintahan yang dipimpin sipil.
“Tentara ingin mencuri revolusi kami tetapi kami tidak akan membiarkan itu terjadi,” kata Samir Bakhit, seorang mahasiswa yang melakukan perjalanan tiga jam dari sebuah desa di luar Khartoum untuk bergabung dengan protes.
“Saya di sini dan tidak akan pergi ke mana pun sampai militer menerima tuntutan kami. Kami menginginkan pemerintah sipil, bukan otoritas militer lain,” kata pria berusia 21 tahun itu.
Banyak pendemo lain yang menghadiri protes juga datang dari kota-kota di negara bagian lain. Tentara dengan truk bak terbuka yang dipasang dengan senapan mesin menjaga beberapa jalan di sepanjang rute pawai tetapi tidak mengganggu para pengunjuk rasa.
“Saya datang ke sini untuk menunjukkan bahwa saya berdiri bersama pemuda yang menginginkan kebebasan dan keadilan bagi negara kami,” kata Suleiman Mohamed Yakib, seorang pensiunan pegawai negeri sipil, dari Kosti, sebuah kota yang berjarak 312 km dari selatan ibu kota.
“Kami rakyat Sudan harus bersatu, pemuda, lelaki dan wanita tua, untuk memiliki pemerintahan yang demokratis,” kata lelaki berusia 71 tahun itu. (haninmazaya/arrahmah.com)