KAIRO (Arrahmah.com) – Tentara junta Mesir mencoba untuk mengakhiri pengepungan di sebuah Masjid di Kairo di mana ratusan pendukung Ikhwanul Muslimin Mesir menghabiskan malam membentuk barikade.
Ketegangan meningkat mengikuti bentrokan berdarah pada Jum’at (16/8/2013) di mana lebih dari 80 orang meninggal dunia.
Mesir terus memanas setelah kamp-kamp protes di Kairo “dibersihkan” oleh polisi dan tentara junta pada Rabu (14/8) dengan hilangnya ribuan nyawa.
IM Mesir yang mendukung pemerintahan presiden terguling Muhammad Muris menyerukan demonstrasi harian meskipun polisi dan tentara junta menindak keras aksi demonstrasi mereka.
Sementara itu, pejabat interim Mesir mengatakan lebih dari 1.000 aktivis Islam telah ditangkap pada Jum’at (16/8), lansir AFP.
“Elemen Ikhwanul Muslimin yang ditangkap mencapai 1.004 orang,” ujar Menteri Dalam Negeri interim dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari ini (17/8) seperti dilaporkan BBC.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa lebih dari 558 orang ditangkap di Kairo.
Pada Sabtu (17/8), polisi mengepung Masjid al-Fath di Ramses Square, Kairo di mana pendukung Mursi berkumpul.
Televisi rezim mengklaim bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di sana. Polisi dan tentara membujuk para pendemo untuk meninggalkan Masjid. Nile News TV melaporkan bahwa orang-orang pergi meninggalkan Masjid secara aman, namun laporan ini belum secara resmi dikonfirmasi.
Ramses Square adalah titik fokus dari bentrokan mematikan pada Jum’at dan Masjid ini cepat dipenuhi dengan korban tewas dan terluka dan mereka yang melarikan diri dari kekerasan tersebut.
Saksi mata mengatakan hampir 1.000 orang terjebak di dalam Masjid. (haninmazaya/arrahmah.com)