NAJAF (Arrahmah.com) – Demonstran anti-pemerintah di Irak membakar gedung konsulat Iran yang berada di Irak selatan pada Rabu (27/11/2019), sementara enam pengunjuk rasa tewas di tangan pasukan keamanan yang menembakkan peluru tajam di tengah kericuhan yang sedang berlangsung, kata para pejabat Irak pada Rabu (27/11).
Para pengunjuk rasa menghancurkan konsulat Iran di kota Najaf pada malam hari. Setidaknya 33 orang terluka ketika polisi menembakkan peluru tajam untuk mengusir mereka memasuki gedung, kata seorang pejabat polisi.
Dilansir Daily Sabah, pihak berwenang kemudian menggulirkan jam malam di Najaf setelah insiden itu, ungkap seorang pejabat yang enggan menyebutkan namanya.
Tidak ada satu pun staf Iran yang terluka dalam insiden tersebut, mereka melarikan diri dari pintu belakang.
Dua pengunjuk rasa tewas dan 35 lainnya luka-luka ketika pasukan keamanan menembakkan peluru tajam untuk membubarkan mereka dari Jalan Rasheed yang bersejarah di Baghdad, kata pejabat keamanan dan rumah sakit.
Jalan, yang berbatasan langsung dengan jembatan Ahrar, telah menjadi pusat demonstrasi selama seminggu penuh. Hampir setiap hari ada pengunjuk rasa yang tewas disebabkan peluru tajam dan gas air mata yang digunakan pasukan keamanan untuk mengusir demonstran agar tidak melampaui rintangan beton.
Demonstrasi berkecamuk di Baghdad dan di Irak selatan yang sebagian besar berpenduduk Syiah sejak 1 Oktober. Para pengunjukrasa menuduh pemerintah yang dipimpin Syiah itu sangat korup dan mengeluhkan pelayanan publik yang buruk serta tingkat pengangguran yang tinggi.
Hingga kini setidaknya 350 orang telah tewas dan ribuan lainnya luka-luka dalam demonstrasi terbesar yang pernah terjadi di Irak di era modern ini. (rafa/arrahmah.com)