SWEIDA (Arrahmah.id) – Sekitar 2.000 pengunjuk rasa anti-pemerintah berunjuk rasa di Suriah selatan dan merobohkan potret Presiden Bashar Asad di alun-alun kota.
Ini adalah protes terbaru yang mencengkeram kota Sweida. Kemarahan terhadap pemerintah meletus di sana tiga pekan yang lalu ketika subsidi bahan bakar dicabut, memperdalam kesulitan ekonomi yang meluas.
Pihak berwenang belum mengambil tindakan drastis terhadap para pengunjuk rasa.
Sweida berada di wilayah yang sebagian besar dihuni oleh sekte minoritas Druze.
Kota yang dikuasai pemerintah ini telah lolos dari kerusakan terburuk akibat perang, namun menderita krisis ekonomi seperti daerah lain di Suriah, lansir BBC (9/9/2023).
Kerumunan massa pada Jumat meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah termasuk “Semoga Bashar Asad jatuh!” dan “Bashar Asad, kami tidak menginginkanmu!”
Para aktivis mengatakan demonstrasi semakin meluas, namun belum menyebar ke daerah-daerah lain yang dikuasai pemerintah, lapor editor BBC Arab, Sebastian Usher.
Protes semacam itu jarang terjadi di daerah-daerah yang dikuasai pemerintah, di mana pasukan keamanan menindak secara brutal lawan-lawan politik.
Rekaman video aktivis yang dilihat oleh Reuters menunjukkan sekelompok orang merobek spanduk bergambar Presiden Asad, yang tergantung di atas kantor Serikat Petani. Mereka kemudian mengelas dan menutup pintu-pintu kantor tersebut.
Dalam protes sebelumnya di Sweida, kerumunan massa menghancurkan patung mantan presiden Hafez Asad.
Ada beberapa protes anti-pemerintah juga di provinsi tetangga, Daraa, di mana pemberontakan anti-Assad pada 2011 dimulai -tetapi kemudian direbut kembali oleh pemerintah tujuh tahun kemudian. (haninmazaya/arrahmah.id)