BASRA (Arrahmah.com) – Seorang pengunjuk rasa anti-pemerintah tewas dan 40 lainnya terluka di kota selatan Basra pada Jumat (6/11/2020).
Petugas medis mengatakan Omar Fadhel terkena setidaknya satu peluru ketika ratusan pengunjuk rasa dan polisi anti huru-hara bentrok.
Sumber keamanan dan pejabat hak asasi Basra mengatakan puluhan pengunjuk rasa turun ke jalan di kota kaya minyak di selatan negara itu menuntut pekerjaan dan layanan dasar, lansir Al Jazeera.
Mereka marah karena PM Mustafa Al-Kadhimi secara umum gagal memenuhi keduanya dan kamp-kamp protes telah dibersihkan oleh pasukan keamanan di Basra dan ibu kota Baghdad, kata pejabat HAM itu.
Itu adalah pembunuhan pertama seorang pengunjuk rasa oleh pasukan keamanan di Basra sejak Kadhimi menjabat pada Mei.
Kementerian dalam negeri Irak mengonfirmasi kematian itu tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada pasukan keamanan Irak yang diizinkan menggunakan senjata terhadap para demonstran dan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Dalam insiden terpisah pada Jumat, seorang tokoh kunci dalam protes anti-pemerintah yang diluncurkan di Baghdad pada Oktober 2019 ditembak saat mengemudi melintasi distrik timur ibu kota. Nama aktivis tersebut tidak segera diketahui.
Sabtu lalu, pasukan Irak membersihkan tenda-tenda aksi duduk dari Lapangan Tahrir pusat Baghdad yang telah menjadi pusat protes massa anti-pemerintah yang meletus tahun lalu.
Mereka juga memindahkan tenda di Alun-alun Bahriya Basra dan di kota-kota selatan lainnya yang telah menyaksikan protes besar sepanjang tahun lalu.
Pembongkaran tenda telah menyebabkan ketegangan dan pengunjuk rasa di Basra telah mencoba untuk mendirikannya lagi, mengadakan demonstrasi di kota itu selama tiga hari terakhir.
Mereka juga menuntut pemecatan gubernur dan penyelidikan atas pembunuhan pengunjuk rasa sebelumnya.
Lebih dari 500 orang tewas selama gerakan protes anti-pemerintah yang dimulai Oktober 2019 di Baghdad dan beberapa kota di selatan Iran. Banyak dari mereka merupakan demonstran yang ditembak oleh pasukan keamanan Irak. (haninmazaya/arrahmah.com)