SUKABUMI (Arrahmah.com) – Kiprah Ayu Azhari, nampaknya tak bisa dipisahkan dari yang “panas-panas” di negeri ini. Sejak tahun 1980-an, artis yang tersohor dengan julukan “bom seks” ini sudah sering memanaskan media nasional, hingga manca negara. Maklum, artis yang menurut Gus Dur berwajah ayu itu, adalah bintang segala bintang panas.
Di dunia perfilman Ayu tampil sebagai artis film panas. Di dunia tarik suara, istri vokalis “White Lion”, Mike Tramp itu “fanatik” dengan suguhan goyang seronok. Tak pandang bulu, di hadapan siapapun ia bergoyang seronok, meski di depan Menteri Kehutanan yang notabene ketua partai Islam sekalipun.
Salah satu aksi seronok Ayu Azhari dipertontonkan ketika tampil membaca puisi dalam acara Peringatan Seperempat Abad Departemen Kehutanan (Dephut) bertajuk Pagelaran Seni Suluk Hijau di Gedung Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/3) malam.
Menurut kabar dari Warta Kota (30/03/2008), aksi “pamer dada” Ayu Azhari di hadapan menteri itu sungguh keterlaluan. Betapa tidak, busana yang dikenakan, atasan model halter warna hijau muda dengan punggung terbuka dan bawahan kain selutut warna hijau bermotif merumbai, Ayu tampil seksi dalam acara itu. Bajunya yang tanpa lengan dengan bagian belakang terbuka serta diikat pada bagian leher itu menampakkan bagian dada seolah-olah tanpa pelindung (BH) alias no bra.
Bahkan saat mengakhiri puisinya, Ayu meninggalkan panggung seraya menari setengah berputar beberapa saat, sehingga… astagfirullah, tidak pantas bila dituliskan di sini.
Buntut dari aksi erotis Ayu Azhari itu, Menhut MS Kaban sangat marah atas penampilan seronok tersebut.
Di dunia modelling, lebih dahsyat lagi panasnya. Foto-foto –maaf– bugilnya bertebaran di seluruh penjuru dunia, bisa diakses –sekaligus bisa merusak moral bangsa terutama kaula muda– baik di media cetak maupun di dunia maya. Saking nakalnya media, beberapa portal berita bahkan “fanatik” menampilkan foto Ayu tak berbusana sebagai ilustrasi berita politik terkait Pilkada Sukabumi.
Itulah yang terjadi jika pers dan sumber berita sama-sama doyan porno. Sang artis yang jadi incaran berita memang terkenal karena kepornoannya, sementara sang jurnalis yang otaknya ngeres gemar mengekspresikan otaknya dengan mengumbar foto-foto Ayu tak berbusana, pada berita yang tidak semestinya. Artis dan wartawan sama-sama doyan porno, maka korbannya adalah generasi muda.
Incar jabatan Wakil Bupati, artis panas kenakan kerudung dan umbar slogan “baik, benar dan istiqomah”
Awal Januari 2010, beberapa sudut kota Sukabumi, antara lain di Kecamatan Cisaat, Cibadak, Cimahpar, dan daerah selatan Kabupaten Sukabumi, bertebaran baliho yang memajang foto Ayu Azhari. Tapi jangan salah, kali ini bukan foto bugil Ayu Azhari. Dalam baliho itu Ayu tidak sendiri, tapi berdampingan dengan pasangan sang bakal calon Bupati, Heriyanto. Salah satunya baliho berukuran besar sekitar 5×6 meter. Warna latar (background) poster merah-putih, terpampang foto Heriyanto dan Ayu Azhari di sisi kiri dan kanan.
Foto Ayu Azhari itu benar-benar ayu, tampak shalihah dengan jilbab hitam menutupi aurat yang dulu diumbarnya. Jilbab hitam itu sangat serasi dengan pakaian gamisnya.
Pada bagian bawah poster, tertera tulisan “Mohon doa restu” kemudian nama pasangan, dan tentunya tidak tertinggal slogan kampanye pasangan. Slogan dalam bahasa sunda itu berbunyi “Hayu bebeunah, Heri-Ayu bener, bageur, istiqomah,” yang jika diterjemahkan berarti: ”Mari berbenah, Heri dan Ayu benar, baik, dan istiqomah.”
Entah, apa definisi “benar, baik dan istiqomah” yang akan dipraktikkan artis panas Ayu Azhari jika kelak terpilih jadi Wakil Bupati Sukabumi.
Heriyanto akan maju untuk Calon Bupati dari PMB dan beberapa partai koalisi., sementara Ayu akan maju dari PDIP.
Majunya artis bernama asli Khodijah Azhari, dari awal memang sudah mengundang pro-kontra yang menghebohkan warga Sukabumi. Sebab, mereka selama ini mengenal Ayu bukan sebagai politisi, melainkan sebagai bomseks, artis panas, pedangdut seronok dan foto model polos.
Mungkin karena stigma “bom seks” yang tak bisa dipisahkan dari Ayu Azhari itulah, maka tangan-tangan iseng beraksi menjahili baliho “bom seks” berkerudung. Di beberapa tempat yang terpasang baliho Ayu Azhari berkerudung, mulai dipasangi poster-poster Ayu Azhari dengan pose berbeda. Bedanya, di baliho Ayu terlihat berkerudung. Sedang poster-poster itu, adalah poster Ayu Azhari tahun 80-an yang hanya mengenakan swimsuit (pakaian renang).
MUI: Pilih pemimpin yang kuat agamanya sesuai kriteria Islam
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, H. Amidhan menyayangkan adanya kepentingan pihak-pihak tertentu untuk menangguk suara terbanyak dalam pencalonan pencalonan bomseks Ayu Azhari sebagai Wakil Bupati Sukabumi. Jika hanya berorientasi pada jumlah suara dalam pilkada, maka amat disayangkan bila terjadi kampanye yang kontraproduktif. Amidhan mengimbau umat Islam Sukabumi untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan karakter Sukabumi.
“Sukabumi itu kan kota yang kuat agamanya,” jelasnya.
Amidhan juga mengimbau masyarakat Sukabumi untuk memilih pemimpin berdasarkan kriteria yang sesuai dengan syariat Islam.
“MUI memang punya kriteria atau syarat menjadi pemimpin yakni di antara sebagai pemimpin itu harus beriman, takwa, memperjuangkan kepentingan umat, integritasnya teruji dan memiliki visi misi yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan,” pungkas Amidhan.
Forum Umat Islam Tuding PDIP Pengkhianat
Jauh-jauh hari, Forum Umat Islam (FUI) mengimbau PDIP, untuk tidak mendukung Azu Azhari sebagai Calaon Wakil Bupati Sukabumi. Karena, jika jabatan diberikan kepada yang tidak tepat, maka akan datang kehancuran.
“Partai-partai politik sekarang kan banyak yang pragmatis. Hanya karena popularitas maka seseorang di dukung,” ujar FUI, Muhammad Al-Khaththath di Jakarta, Jumat (25/12).
Alasannya, sambungnya, jika mengacu pada hadist Nabi yang mengatakan barangsiapa mengangkat seseorang menjadi pemimpin padahal ada orang lain yang lebih layak dan alim, maka diingatkan oleh Rasulullah sebagai sebuah pengkhianatan.
“Faktornya apa sih, popularitas? Ingat Nabi sudah berpesan jika hanya karena demikian itu adalah penghianatan. Sebab hasilnya kalau tidak tepat maka semuanya bisa rusak, ya politik, sosial, budaya semua dan korbannya kembali adalah rakyat,” tegasnya.
Untuk itu dirinya mengimbau kepada PDIP maupun partai lain untuk memilih seorang pemimpin yang ahli, amanah dan takwa sehingga tercapai masyarakat yang takwa, adil dan makmur.
“Ingat, apabila suatu jabatan diberikan tidak pada ahlinya, tunggu saja kehancuran yang pasti akan datang. Cukup sudah berbagai masalah bangsa yang ada saat ini,” imbuhnya.
Jika Bom Seks Terpilih jadi Wakil Bupati Sukabumi
Kata pepatah, kafilah menggonggong anjing berlalu. Suara ”ilahiah” para kiyai dan ulama tak diacuhkan sama sekali. Sang bom seks tetap melaju menuju singgasana Wakil Bupati. Tak peduli apapun track record, reputasi, moral dan agamanya. Dan tak peduli Ayu bukan penduduk asli Sukabumi atau bukan.
Meski diwarnai pro dan kontra, Ayu Azhari menyatakan siap maju sebagai salah satu calon Wakil Bupati Sukabumi periode 2010-2015. Guna melengkapi persyaratan bakal calon, kuasa hukum Ayu, Secarpiandy, mendatangi kantor DPC PDI Perjuangan Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (2/1). Kedatangannya untuk pemantapan serta verifikasi syarat-syarat bakal calon.
Menurut Secarpiandy, kedatangannya atas undangan DPC PDI Perjuangan dan bisa diwakilkan kuasa hukum lantaran Ayu Azhari amat sibuk. Namun saat konferensi cabang, Ayu Azhari dipastikan akan hadir karena sifatnya wajib dan tidak dapat diwakilkan. Dalam kesempatan ini, Secarpiandy menyatakan kesiapan Ayu untuk memenangkan konferensi cabang guna lolos menjadi calon Wakil Bupati Sukabumi.
Hari ini (10/1/2010), Ayu Azhari dijadwalkan menjalankan tahapan verifikasi pencalonannya sebagai bakal calon wakil bupati di Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Sukabumi di Jalan Raya Selakopi, Kecamatan Cicantayan.
Tapi karena kesibukan lain, Ayu Azhari mangkir dari panggilan tim verifikasi PDIP Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Ketidakhadiran Ayu Azhari disebabkan Ayu Azhari memiliki kesibukan lain yang sedang shooting di luar kota,” kata Ketua Tim Verifikasi Balon PDIP, Agus Sunardi, di Sukabumi, Minggu (10/1).
Namun, lanjut dia, dengan ketidakhadiran Ayu dalam verifikasi ini menjadi bahan pertimbangan partainya untuk mengajukan berkas pencalonan Ayu Azhari ke tingkat DPD PDIP Jawa Barat dan DPP PDIP.
“Verifikasi ini wajib diikuti oleh setiap balon yang mendaftar kepada kami. Karena dalam verifikasi tersebut, setiap balon harus melengkapi persyaratan administrasi yang kami siapkan,” ujarnya seraya memberikan waktu kepada kepada Ayu Azhari hingga hari Rabu, (13/1) mendatang.
Bakal calon bupati Heriyanto, ketika mendaftarkan ke PDI-P, mengatakan, dirinya dan Ayu Azhari sudah mempersiapkan segalanya untuk menjadi calon dari PDI-P. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan membuat baliho.
“Visi dan misi kami adalah meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai daerah penyangga ibu kota dalam lima tahun ke depan dan akan memberdayakan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, dari hasil survei suara yang masuk bila dirinya maju dalam pilkada ini sudah tercatat 150 ribu suara yang berasal dari PDI-P dan partai pengusung lainnya serta dari masyarakat. “Kami yakin akan menang satu putaran dalam pilkada ini dan kami meminta doa restu dari seluruh pihak untuk bisa mendukung kami,” katanya.
Entah ”Indeks Pembangunan Manusia” (Human Development Index) model apa yang akan ditingkatkan oleh sang bupati dan wakilnya, jika wakil bupatinya tidak punya latar belakang dan kompetensi di bidang pembangunan sumber daya manusia. Selama ini sang wakil bupati yang kondang dengan gelar ”bom seks” itu terkenal ahli meningkatkan pembangunan ”syahwat” kaum pria.
Apakah interpretasi mereka tentang komponen indeks mutu manusia berbeda dengan kebanyakan orang? Jika berasumsi bahwa penentu indeks mutu manusia adalah ”transparansi dan keterbukaan,” memang Ayu Azharilah orang yang paling pas. Setidak-tidaknya, ia telah membuktikan ”keterbukaannya” dengan foto-foto bugil yang tersebar luas dan meracuni banyak generasi muda.
Kelak, jika Ayu dan pasangan cabupnya memenangkan pilkada, maka para ulama dan umat Islam harus siap-siap untuk dipimpin oleh Wakil Bupati yang sudah akrab dengan julukan ”bom seks” itu. Itulah resiko demokrasi!
Jika demikian, maka orang yang paling bahagia di Sukabumi adalah kaum pria penikmat foto ”bugil” dan situs porno, karena selama ini mereka sudah sangat akrab dengan Wakil Bupatinya. Bukankah mereka sudah sangat mengenal Wakil Bupatinya luar-dalam, dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, bahkan hingga organ rahasia terdalam (aurat), yang mereka saksikan selama bertahun-tahun di dunia maya?
Urang Sukabumi, mari camkan sabda agung baginda Rasulullah SAW: “Tunggu saat kehancuranannya, apabila amanat itu disia-siakan!” Para sahabat serentak bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud menyia-nyiakan amanah itu?” Nabi SAW menjawab: “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu tanggal kehancurannya” (HR. Bukhari). [voa-islam.com/arrahmah.com]