BANDUNG (Arrahmah.com) – Ketua Lajnah Fa’aliyah HTI Jabar, Luthfi Afandi mengatakan bahwa demokrasi adalah penyebab kehancuran bangsa Indonesia. Hal itu ditegaskannya dihadapan hadirin, termasuk puluhan tokoh politik peserta diskusi panel bertajuk “Antisipasi Pemilu gagal” di RM Sindang Reret, Bandung Selasa (11/3/2014)
“Saat ini kita selalu berbicara bahwa demokrasi itu final, bagus dan seolah pilihan terbaik, padahal sejatinya demokrasi itulah yang menjadi penyebab kehancuran bangsa ini”. Selain itu menurut Luthfi, dengan semakin menurunnya angka partisipasi publik dalam Pemilu, bisa jadi karena masyarakat sudah tidak lagi percaya demokrasi,” kata Lutfi, seperti dilaporkan humas HTI Jabar kepada redaksi.
Luthfi juga menambahkan, justru saat ini masyarakat sedang merindukan syariat Islam. Hal tersebut terbukti dengan hasil survey Setara Institute (2010) bahwa ada 35,3% responden setuju syariat Islam dijadikan dasar penyelenggaraan negara, bahkan 34,6% masyarakat menyatakan setuju sistem Khilafah”. Bahkan survey terakhir oleh SEM Institute, menunjukkan bahwa 72% rakyat setuju syariah Islam.
Menanggapi “tuduhan” bahwa Hizbut Tahrir yang menjadi penyebab tingginya angka golput, Luthfi menegaskan, bahwa kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa pemilu itu haram, yang kami sampaikan kepada publik adalah kriteria, yakni siapapun harus berkomitmen menerapkan syariah Islam secara kaffah dalam daulah khilafah”.
Hadir dalam diskusi tersebut Prof. Asep Warlan Yusuf (Guru Besar HTN UNPAR), Muradi, PhD (Dosen UNPAD), Komisioner KPU Jabar Agus Rustendi, Budayawan Acil Bimbo, Akademisi UPI Dr. Cecep Dharmawan, tokoh politik dari PDIP Jabar, Taufik Abdul Karim (Lajnah Faaliyah HTI Jabar), Pengurus HANURA Jabar, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan puluhan jurnalis.
Acara tersebut diselenggarakan oleh POKJA Netralitas Aktor Keamanan dalam Pemilu 2014 yang dideklarasikan oleh beberapa tokoh, aktivis dan jurnalis. (azm/arrahmah.com)