Oleh Umar Syarifudin (pengamat politik Internasional)
(Arrahmah.com) – “Banyak wanita dan gadis yang melarikan diri sendirian tak mampu membayar biaya pelarian. Akhinya mereka dijual, mereka hanya gadis berusia 15 atau 16 tahun dan mereka tak punya pilihan,” kata Ali, Selasa (14/2). (http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/17/02/15/olehkn377-gadis-rohingya-dijual-sampai-7000-ringgit-di-malaysia)
Catatan :
Ini membuat kami pedih, dampak dari kekejaman rezim Myanmar terhadap saudara-saudara kami. slogan-slogan apa yang dibawa Rezim Myanmar sehingga yang mereka usung tidak lain merupakan legitimasi bagi pembunuhan, pengusiran dan pelecehan terhadap umat Islam? Kejahatan ini sebuah kejahatan yang nyata. Insya Allah, sebelum dihisab Allah SWT di akhirat, dengan tegaknya Khilafah mereka akan dihukum dengan sekeras-kerasnya. Mereka harus bertanggung jawab terhadap kriminalitas yang mereka lakukan terhadap umat Islam yang mulia ini.
Kejam, dan Anda telah mendapatkan berita ketika masih menjabat Presiden Myanmar Thein Sein mengatakan, Muslim Rohingya harus diusir dari Myanmar. Ia juga mengatakan, sebaiknya Muslim Rohingya dikirim ke kamp pengungsi yang dikelola PBB. Demokrasi Myanmar menunjukkan kebencian yang mendalam terhadap umat Islam yakni kaum minoritas Muslim Rohingya. Lalu dimana Penguasa Indonesia, Bangladesh, Malaysia? Alih-alih melawan Myanmar yang telah mengusir puluhan ribu umat Islam, bukankah negara-negara tetangga seharusnya menolong dan melindungi saudara-saudara Muslim lainnya ketika mereka berada dalam bahaya?
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [TQS. At Taubah 9:71]
Sikap diamnya para penguasa muslim yang membiarkan rezim pembantai Myanmar semakin memperjelas, menyingkap, merobek jati diri mereka. Tragedi ini justru akan menjadikan umat mampu mengambil p[elajaran tentang hakikat demokrasi dan nasionalisme yang bisu dan beku. Sebab, umat semakin tidak percaya kepada sistem demokrasinya yang beracun.
Saatnya kita bersama, berjuang dengan sungguh-sungguh bagi tegaknya kembali syariah dan Khilafah. Hanya inilah yang akan menyelamatkan gadis-gadis dan seluruh kaum muslim Myanmar serta mengembalikan kejayaan Islam. Perjuangan itu dilakukan hanya melalui jalan atau metode yang telah ditunjukkan oleh Baginda Rasulullah saw. Itulah jalan dakwah yang tidak berkompromi dengan sistem kufur meskipun sedikit, yang dengan tegas menyerukan hanya Islam, bukan yang lain. Kepada Allah SWT kita memohon agar mendapatkan pertolongan-Nya dan menyegerakan tegaknya Khilafah yang telah dijanjikan kepada kita
(*/arrahmah.com)