PAMULANG (Arrahmah.com) – Masa Ikhwanul Muslimin bertahan di lapangan Rabiah Al Adawiyah. Selebaran ditebar kepada mereka berisi tiga hal himbauan kepada massa yang masih bertahan tersebut. Muslimin dihimbau untuk pulang ke rumah masing-masing, kemudian dihimbau tidak melakukan tiga hal. Pertama, tidak melakukan kerusuhan. Kedua tidak melakukan tindakan terorisme. Ketiga tidak melakukan pertumpahan darah.
Kaum Muslimin tetap bertahan di tempat tersebut tak bergerak. Dan ketiga hal himbauan itu terjadi, pelakunya adalah penyebar selebaran tersebut. Rusuh yang diakibatkan teror sehingga tumpahlah darah kaum Muslimin ulah junta militer pelaku kudeta.
Untuk membahas soal isu Mesir mutakhir, arrahmah.com menemui wakil Amir Majelis Mujahidin ustadz Abu Muhammad Jibriel Abdurrahman yang sedang i’tikaf di masjid Al Munawaroh Pamulang Rabu malam (31/7/2013).
Ustadz Abu Jibriel mengatakan, Allah Ta’ala telah memberitahukan umat Islam bahwa orang-orang kafir tidak suka dengan Islam dan kaum Muslimin yang istiqomah. Karena itu golongan kafir berencana dan berindak dengan dua hal:
1. Ghozwul Fikri. Allah Ta’ala berfirman di dalam AlQuran.
#. Kaum Yahudi dan Nasrani ingin memadamkan cahaya Islam dengan ucapan-ucapan mereka, tetapi Allah tidak membiarkan keinginan jahat mereka itu. Allah menghendanki cahaya Islam terus memancar, sekalipun kaum kafir itu membencinya.(QS At-Taubah 9: 32)
#. Orang-orang kafir berkeinginan memadamkan agama Allah dengan ucapan-ucapan mereka. Allah pasti menyempurnakan agamaNya sekalipun orang-orang kafir membencinya (Q.S Ash-Shaff 61: 8)
“Cara mereka untuk menghancurkan Islam dengan mencitrakan buruk Islam dan mencitrakan buruk pembawa Islam yaitu Rasulullah shallahu ‘alai wa sallam, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari kiamat,” kata ustadz Abu Jibriel.
Namun semakin dijelekkan, diprovokasi, dipojokkan Islam semakin tersebar luas di muka bumi bahkan semakin kuat.
Repotnya umat Islam ditanamkan dengan ideologi demokrasi. Dengan mengatakan demokrasi sudah cukup dan tidak perlu jihad.
“Umat Islam tidak perlu jihad, dengan demokrasi sudah cukup. Ini ghazwul fikri yang ditanamkan kepada umat Islam,” terang ustadz Abu Jibriel.
Pilihan demokrasi yang dijalankan oleh umat Islam adalah kesalahan besar. “Salahnya umat Islam adalah menerima demokrasi,” ujar ustadz Abu Jibriel.
2. Al Harb, perang yakni memerangi kaum muslimin.
…Golongan kafir selalu memerangi kalian sampai kalian meninggalkan agama kalian, sekiranya mereka dapat melakukannya… (QS Al Baqoroh 2: 217).
Kebencian orang-orang kafir terhadap umat Islam selanjutnya dengan memerangi umat Islam dimanapun mereka berada. Lihatlah di Palestina, Afghanistan, Irak, Sudan hingga Suriah.
Namun di bumi itu pula tegaknya syariat jihad fi sabilillah hingga hari ini dan mendapat pertolongan Allah. “Dengan dakwah dan jihad fi sabilillah, pertolongan Allah datang kepada mereka sampai hari ini,” kata ustadz Abu Jibriel.
Ustadz abu Jibriel mengatakan alhmadulillah masih ada kaum Muslimin yang menolak demokrasi dan bercita-cita menegakkan syariat Allah di muka bumi dengan jalan dakwah dan jihad.
Lantas dia mengutip ikrar ikhwanul Muslimin yang dipopulerkan oleh Hasan Al Banna Allahu ghoyatuna, warrasul qudwatuna, wal jihadu sabiluna, wal quran dusturuna, wal mautu fi sabilillah asma’i a’malina.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan tetap ada thaifah (sepasukan kecil) dari umatku yang terus menerus berperang di atas kebenaran, mereka eksis, tidak akan membahayakan mereka oleh yang menyelisihi mereka, sampai datang urusan Allah” (HR. Bukhori).
(azmuttaqin/arrahmah.com)