KARACHI (Arrahmah.id) — Pengunjuk rasa di kota Karachi, Pakistan, terlibat bentrok dengan polisi pada Ahad (29/9/2024) selama demonstrasi yang mengecam pembunuhan pemimpin kelompok Syiah Hizbulah, Hassan Nasrallah, dalam serangan Israel di Lebanon.
Kericuhan ini terjadi saat polisi berusaha menghalau massa yang ingin mencapai konsulat Amerika Serikat (AS).
Dilansir Reuters (29/9), polisi mengatakan bahwa tujuh petugas terluka dan dirawat di rumah sakit akibat pelemparan batu oleh pengunjuk rasa.
Organisasi jurnalis, Crime Reporters’ Association, juga melaporkan bahwa beberapa reporter yang meliput demonstrasi tersebut terluka, dan beberapa mobil milik saluran berita swasta mengalami kerusakan.
“Polisi terpaksa menggunakan pentungan dan gas air mata terhadap mereka yang melanggar garis pengaman dalam upaya membubarkan kerumunan,” kata Wakil Inspektur Jenderal Polisi, Asad Raza.
Dia menambahkan bahwa pengunjuk rasa berusaha mencapai area di luar batasan yang telah disepakati sebelumnya dengan penyelenggara.
Ia mengatakan, polisi akan mengambil tindakan hukum terhadap pengunjuk rasa yang melakukan tindakan kekerasan.
Ribuan orang melakukan protes di seluruh Pakistan setelah Hizbullah mengonfirmasi pada Sabtu (28/9) kematian pemimpin senior mereka akibat serangan Israel.
Tel Aviv mengatakan bahwa Nasrallah terbunuh dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9).
Di Karachi, sekitar 3 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak, menghadiri unjuk rasa yang diorganisir oleh partai politik keagamaan Syiah pro-Iran, Majlis Wahadatul Muslimeen (MWM).
Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan sekutu setianya sambil membawa poster-poster Nasrallah.
“Kesepakatan telah dicapai dengan para pengunjuk rasa untuk mengadakan demonstrasi damai, sementara polisi telah menawarkan untuk memfasilitasi pertemuan antara beberapa pemimpin demonstrasi dan perwakilan dari Konsulat AS, Namun, para pengunjuk rasa melanggar kesepakatan ini dan merusak kontainer yang ditempatkan di dekat Konsulat AS dan mencoba melanjutkan aksinya,” jelas Raza.
Selain melempar batu ke arah polisi, beberapa pengunjuk rasa juga diduga melepaskan tembakan ke udara, sehingga memaksa aparat menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa. (hanoum/arrahmah.id)