JEMBER (Arrahmah.com) – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mendukung penuh rencana penutupan lokalisasi maksiat terbesar di Asia, Dolly pada 19 Juni mendatang.
Menurut KH Mutawakkil Alallah, pihaknya tidak hanya mendukung secara retorika, tapi juga menerjunkan sejumlah dai untuk menyadarkan pelaku seks komersial di tempat itu.
“Kami membentuk tim dai yang diberi nama ‘IDEAL’, Ikatan Dai Lokalisasi,” urainya di sela-sela Turba di Pesanten Nuris, Sumbersari, Jember, tulis laman resmi PBNU.
Kiai Mutawakkil menambahkan, pihaknya memang sudah lama menginginkan lokalisasi Gang Dolly ditutup. Untuk itu, katanya, PWNU Jawa Timur selalu mendorong Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk menutup Dolly.
Dia menceritakan, awalnya penghuni lokalisasi memang tidak menerima rencana penutupan rumah praktik prostitusi itu. Sebab, itu sudah menjadi mata pencahariannya sejak bertahun-tahun. “Akhirnya para dai itu, mendatangi langsung penghuni, khususnya pelakunya, dan akhirnya mereka menerima, apalagi setelah tahu mereka hanya jadi sapi perah mucikari,” ujarnya.
Menurut pengasuh Pesantren Genggong, Probolinggo itu, yang paling ngotot menolak penutupan Dolly adalah para mucikari. Sebab, muciakari mendapat bagian 50 persen dari pendapatan anak buahnya. Sehingga dengan segala cara mereka berusaha agar Dolly tetap bisa beroperasi. “Insyaallah tanggal 19 Juni, itu ditutup. Doakan saja,” jelasnya. (azm/arrahmah.com)