ARNSBERG (Arrahmah.com) – Pemerintah Jerman melarang menyalakan kembang api pada perayaan tahun baru 2016. Mereka mengkhawatirkan, suara-suara letusan keras bisa membawa dampak traumtis pada pengungsi yang melarikan diri dari zona perang.
“Orang-orang yang datang dari zona perang selalu mendengar tembakan dan ledakan bom melebihi letusan kembang api di malam tahun baru,” juru bicara Arnsberg mengatakan sebagaimana dilansir Independent (30/12/2015).
Juru bicara Arnsberg menambahkan, penjualan roket kembang api dan petasan dilarang dijual di dekat penampungan-penampungan pengungsi. Dan tanda larangan telah ditempatkan di dekat pemukiman para pengungsi.
Dalam upaya mencegah timbulnya kembali kenangan pahit para pengungsi yang telah melarikan diri dari perang yang mengancam mereka, pemadam kebakaran kota mengajak warga untuk tidak menyalakan kembang api sama sekali.
Dr. Joachi Bauer, seorang psikoterapis dari University Medical Centre di Freiburg, mengatakan kepada Duetsche Welle bahwa rangsangan seperti melihat gambar, mencium bau sesuatu, dan mendengar suara tertentu bisa membangkitkan rasa trauma. Gejala tersebut dinamakan ganguan stres pasca-trauma (PTSD) yang menyebabkan penderitanya seperti merasakan kembali ke dalam situasi yang menyebabkannya trauma. Dan bisa memicu kecemasan, panik, shock, hingga ketakutan.
(fath/arrahmah.com)