MUNICH (Arrahmah.com) – Transformasi NATO harus dibawa ke tingkat yang baru dengan menghubungkan aliansi tersebut dengan sistem internasional yang lebih luas, termasuk membangun hubungan lebih dekat dengan negara-negara seperti Cina, India, dan Pakistan, Sekretaris Umum NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan pada hari Minggu (7/2).
“Dalam era ketidakamanan global ini, pertahanan teritorial kami harus mulai diperluas,” kata Rasmussen pada Konferensi Keamanan Munich.
“Kesuksesan kami dalam mempertahankan keamanan bersama, termasuk melalui NATO, semakin tergantung pada seberapa baik kami bekerja sama dengan orang lain.”
Rasmussen menyebutkan pelajaran utama dari misi NATO di Afghanistan adalah bahwa NATO perlu kompak dengan semua aktor di panggung keamanan.
“India memiliki andil dan kepentingan dalam stabilitas Afghanistan. Cina juga. Dan keduanya dapat membantu mengembangkan dan membangun kembali Afghanistan. Hal yang sama berlaku untuk Rusia. Pada dasarnya, Rusia mengurangi kekhawatiran kami,” kata Rasmussen.
Dia juga berpendapat bahwa NATO harus menjadi “jaringan kemitraan pusat keamanan dan pusat konsultasi masalah-masalah keamanan internasional” dalam menghadapi ancaman terhadap para anggotanya.
Tapi itu tidak berarti NATO akan menjadi pesaing dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Itu tidak mungkin, juga tidak pernah kami inginkan,” bualnya.
“Kami berbicara di sini tentang sekelompok bangsa yang saling berkonsultasi, secara formal maupun informal, dalam sektor keamanan. Tidak lebih,” kata Rasmussen.
NATO memiliki 28 negara anggota, tetapi kemitraannya melibatkan 44 negara di Afghanistan, serta hubungan dengan forum regional lainnya, seperti kelompok negara-negara Mediterania. (althaf/xnh/arrahmah.com)